Jakarta -
Saat bayi mulai Makanan Pendamping ASI (MPASI), Bunda memilih membuat makanan sendiri atau membeli yang instan? Membuat MPASI sendiri pastinya membutuhkan waktu, berbeda dengan yang membeli yang instan. Tapi, mana yang lebih sehat untuk anak?
Sarah Ockwell-Smith, spesialis metode Gentle Parenting mengatakan, seringnya orang tua perlu menambah makanan buatan sendiri dengan yang siap pakai. Bahkan, penelitian menunjukkan, bayi yang diberiÂ
MPASIÂ buatan rumah lebih beragam dibandingkan dengan bayi yang diberi makan makanan siap saji, Bunda.
"Selain itu, makan makanan buatan rumah memiliki lemak tubuh lebih sedikit daripada yang memberi makan makanan komersial," kata Ockwell-Smith, dalam buku
The Gentle Eating Book.
Ockwell-Smith menjelaskan, bayi yang mengonsumsi MPASI siap saji lebih sedikit mengonsumsi sayuran ketimbang yang makan makanan buatan sendiri. Namun, pada penelitian lanjutan menunjukkan, anak-anak makan buah dan sayuran ini berhubungan dengan paparan yang berulang kepada anak-anak.
"Pesan yang bisa diambil di sini adalah mengurangi penggunaan makanan siap saji," ujarnya.
 Bayi makan MPASI/ Foto: Getty Images/fotostorm |
Apabila Bunda memang perlu menggunakan makanan siap saji, Ockwell-Smith mengingatkan agar tidak merasa bersalah. Apabila memungkinkan, cobalah untuk mengurangi memberikan makanan instan, dan menawarkan bayi beragam makanan segar, terutama buah-buahan dan sayuran, di samping makanan kaya zat besi dan energi.
Tentang pemberian MPASI, umumnya anak siap menerima MPASI di usia enam bulan. The American Academy of Pediatrics (AAP) dan banyak organisasi kesehatan lainnya menyebutkan, pada dasarnya pemberian MPASI tergantung pada kesiapan dan kematangan saluran cerna bayi.
Menurut dr.Meta Hanindita, Sp.A, pada dasarnya anak akan memberikan tanda-tanda tersendiri jika sudah siap makan. Dalam beberapa kasus, biasanya anak-anak tertentu diperbolehkan untuk mendapatkan MPASI sejak usia 4 bulan, tentu dengan arahan dari dokter.
"Namun, jika MPASI diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai reaksi seperti diare, sembelit atau konstipasi, dan timbulnya gas," tutur Meta, dikutip dari
detikcom.
Bunda, simak juga 8 jenis makanan untuk mencerdaskan otak anak, dalam video berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(muf/muf)