Jakarta -
Saat akhir pekan tiba, kadang kita ingin menghabiskan waktu di rumah bersama si kecil. Tapi, bingung mau main apa sama si kecil, sementara di antara kita kadang 'keukeuh' nggak mau anak main gadget terus. Nah, bagaimana kalau Bunda mencoba eksperimen berbasis
STEM?
Oh iya, STEM merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering and Math. Sebuah edukasi yang diinisiasi oleh National Science Foundation (NSF) dari Amerika Serikat. Edukasi STEM ditujukan untuk anak segala usia. Edukasi ini bermanfaat unutk melatih anak berpikir kritis tentang ilmu pengetahuan. Ini dia eksperimen-eksperimen berbasis STEM yang telah HaiBunda rangkum.
1. Membuat Bangunan dari Cup PlastikAnak-anak pasti suka banget sama benda-benda yang jumlahnya banyak dan berwarna-warni. Bisa dicoba nih Bun, membuat bangunan dari cup plastik. Kita bisa membuat 'challenge' untuk anak-anak, misalnya membuat bangunan dari cup setinggi-tingginya, menyusun bentuk piramid. Wah, seru ya! Kemampuan yang akan dilatih pada eksperimen ini adalah Engineering (Teknik) dan Matematika.
Bahan:
- Cup plastik
- Penggaris
- Stopwatch
Cara:
- Mencontohkan anak membuat bangunan dari gelas
- Minta anak-anak membuat bangunan dari cup
- Berikan waktu untuk menyusun bangunan
- Ukur tinggi bangunan
Penjelasan ilmiah di balik eksperimen:
Semakin tinggi bangunan, makin sulit merangkai gelas karena nggak seimbang. Hal ini disebabkan gaya gravitasi (gaya tarik bumi).
Baca juga:
Mudahnya Membuat Fidget Spinner di Rumah2. Eksperimen 'Paperclip Chain'Pada eksperimen ini si kecil akan dikenalkan dengan magnet yang bisa menarik benda-benda yang bersifat ferromagnetik (dapat ditarik dengan magnet). Dalam percobaan ini anak akan dikenalkan dengan teori magnet yang ada di ilmu Fisika.
Bahan: 1 buah tempelan magnet kulkas dan 5 buah paperclip.
Cara:
- Tempelkan magnet pada salah satu ujung paperclip
- Ujung paperclip yang tidak ditempelkan magnet, ditempelkan ke paperclip lainnya.
- Setelah semua paperclip tersambung, copot magnet.
- Tada! Paperclipnya masih tersambung lho, walaupun magnetnya sudah nggak nempel.
Penjelasan ilmiah di balik eksperimen:
Paperclip sebenarnya nggak punya magnet secara alami. Jadi paperclip satu dengan lainnya nggak akan bisa saling tarik menarik. Nah, percobaan ini membuktikan bahwa magnet asli bisa menginduksi energi magnetik pada paperclip. Alhasil, paperclip bisa menarik paperclip lainnya deh. Jika kemudian magnet diputus dari sambungan, paperclip masih saling menempel, berarti masih ada energi magnetik di paperclip.
3. Bioskop KardusNonton film lewat DVD player dan TV udah biasa, Bun. Nah, eksperimen yang satu ini benar-benar nggak biasa lho, hi hi hi. Iya, karena seakan kita sedang nonton bioskop padahal lagi di rumah. Selain unik, eksperimen ini 'budgetless' alias bikinnya pakai benda yang sering ditemukan di rumah, Bun. Dalam percobaan ini
anak akan belajar Sains dan Teknologi, Bun
Alat dan bahan:
- Kardus sepatu
- Selotip hitam
- Gunting
- Cutter
- Kaca pembesar (lup)
- Handphone
Cara:
- Lubangi kardus seukuran kaca pembesar (lup)
- Posisikan kaca pembesar dengan posisi gagang ke atas.
- Rekatkan kaca pembesar pada lubang di kardus dengan selotip hitam.
- Taruh handphone di kardus dengan posisi layar terbalik, menghadap lup (nonaktifkan dulu mode rotate kalau ada)
- Matikan lampu ruangan, mainkan filmnya.
- Yeay! Jadi deh bioskop mini!
Penjelasan ilmiah di balik eksperimen:
Kaca pembesar (lup) akan memproyeksikan gambar di handphone yang gambarnya terbalik. Hal ini karena konsep lensa mata dan lensa lup sama, yakni sama-sama memvisualisasikan benda yang ditangkap dengan posisi terbalik (flipped).
Baca juga:
Putar-putar Gambar dengan Puzzle Putar!4. Eksperimen 'Walking Water'Pada eksperimen ini, anak bisa belajar sains khususnya di bidang Fisika. Dalam percobaan ini hanya memerlukan alat dan bahan yang bisa ditemukan di dapur, Bun.
Alat dan bahan:
- 7 buah gelas
- Air
- Pewarna makanan
- Tisu kertas
Cara:
- Jajarkan 7 buah gelas, tuang air di gelas pertama, ketiga dan kelima, kurang lebih setengah volume gelas.
- Tuangkan pewarna makanan di masing-masing gelas yang terisi air.
- Aduk sampai pewarna larut dalam air.
- Lipat tisu kertas dan masukkan ujung tisu ke masing-masing gelas secara menyambung. -Setelah itu, kita bisa tinggal beberapa jam.
-Voila! Air di gelas berpindah!
Penjelasan ilmiah di balik eksperimen:
Air nampak seperti 'berjalan' karena ada proses kapilaritas. Air menyerap melalui pori-pori kapiler yang ada di tisu. Gaya adhesif antara air dan kertas tisu lebih kuat dibandingkan gaya kohesif. Alhasil, air naik dan melewati kertas tisu kemudian masuk ke gelas yang kosong.
5. Eksperimen Gunung MeletusEksperimen yang satu ini perlu sedikit hati-hati Bun, karena bikin lantai basah kalau kita nggak meletakkan wadah eksperimen dengan tepat. Percobaan ini menerapkan sains di bidang kimia.
Alat dan bahan:
-10 ml sabun cuci piring cair
- 100 ml air dingin
- 400 ml cuka makanan
- Pewarna makanan
- Setengah gelas soda kue dicampur setengah gelas air
- 2 buah botol soda kosong ukuran 1,5 liter
Cara:
- Campurkan cuka makanan, air, sabun dan 2 tetes pewarna makanan ke dalam botol kosong.
- Tuangkan larutan soda kue tadi ke dalam botol kosong.
- Cepat-cepat menjauh Bun! Karena cairan akan meluap ke atas.
Penjelasan ilmiah di balik eksperimen:
Reaksi kimiawi antara cuka dan soda kue akan menghasilkan gas karbon dioksida. Karbon dioksida yang dihasilkan sama dengan gas yang digunakan untuk karbonasi di soda, Bun. Apa jadinya kalau kita mengocok minuman soda? Pasti gas akan mendesak keluar botol dan pop! keluar deh kayak gunung meletus!
(aci/rdn)