New South Wales, Australia -
Ini kisah orang tua yang anaknya meninggal gara-gara salah diagnosis. Padahal sebelumnya
orang tua bocah ini punya insting anaknya punya kondisi lain yang lebih serius.
Kisah ini datang dari pasangan Grant dan Naomi Day. Anaknya, si kecil Kyran Day, meninggal dunia karena salah diagnosis. Mulanya bocah itu mendapat diagnosis dari dokter mengalami gastroenteritis saat dibawa ke rumah sakit Shoalhaven di pantai selatan New South Wales.
Saat itu Kyran berusia enam bulan. Usai didiagnosis dokter, sebenarnya pihak keluarga semoat meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan kedua karena merasa ada sesuatu yang aneh. Namun permintaan tersebut ditolak pihak rumah sakit.
"Ketika kami meminta hal tersebut, permintaan keluarga kami malah tidak didengar," kata Naomy sang ibu yang dikutip dailytelegraph.com.au.
Ternyata kondisi Kyran malah semakin memburuk. Keluarga pun makin meyakini ada sesuatu yang salah. Hingga akhirnya si kecil Kyran meninggal dunia di Rumah Sakit Anak-anak Sydney. Penyebab kematian bayi tersebut adalah ensefalopati iskemik hipoksia, suatu kondisi di mana otak tidak menerima cukup oksigen.
Baca juga:
Cerita Dokter yang Selamatkan Penumpang Sakit di Pesawat"Orang tua pasti sangat mengenal anak-anak mereka dengan baik, jadi jika orang tua mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah, maka praktisi medis perlu mendengarkan lebih banyak lagi. Anak-anak dan bayi kan tidak memiliki suara. Kyran tentu saja tidak bisa berkata kepadaku, 'Mummy, ada yang salah.' Akulah yang harus menjadi suara untuknya," lanjut Naomy.
 Bayi meninggal setelah salah diagnosis/ Foto: FB Kiran's Rule |
Dua tahun kemudian, sang dokter yang salah mendiagnosis penyakit Kyran menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga. Sang dokter juga mengaku sangat menyesal. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ayah Kyran mengatakan dirinya dan keluarga telanjur kecewa karena permintaan maaf baru disampaikan dua tahun kemudian. Demikian dikutip dari dailymail.co.uk.
Sejak itu, orang tua Kyran bertekad membantu orang tua lain agar tidak mengalami hal yang sama. Mereka bekerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk membuat program REACH.
Diperkenalkan pada tahun 2013, Grant dan Naomi telah bekerja sama dengan NSW Clinical Excellence Commission (CEC) untuk memperbaiki REACH, yang berarti 'Recognise (kenali), Engage (ikut serta), Act (beraksi), Call (hubungi), Help is on its way (secepatnya menolong)'. Program REACH tidak terbatas pada pasien anak-anak. Sistem eskalasi juga tersedia untuk semua pasien dan keluarganya di semua rumah sakit yang berpartisipasi.
Dari kasus Kyran, ini yang perlu diperhatikan orang tua jika anak semakin sakit:
1. Jika merasa ada yang aneh segera laporkan ke staf rumah sakit terkait.
2. Jika
orang tua masih khawatir, mintalah perawat yang bertugas untuk melihat dan mengecek kondisi anak.
3. Jika petugas medis yakin ada sesuatu yang masih belum benar dan ingin ke dokter, perlu meminta "tinjauan klinis" yang harus dilakukan dalam 30 menit.
4. Orang tua yang masih belum puas dengan tingkat perawatan bisa menggunakan "tanggap darurat yang cepat" dengan memanggil nomor yang tertera di brosur REACH yang ada di rumah sakit. Selain itu dokter harus tiba dalam beberapa menit untuk menilai ulang kondisi anak tersebut.
Baca juga:
Ini Bun Sebabnya Ketika Sakit Anak Bisa Jadi Nggak Nafsu Makan"Kisah Kyran telah memungkinkan CEC untuk memperpanjang program REACH di NSW," kata dr Bernadette Eather, direktur keselamatan pasien CEC.
Menurut dr Eather, setiap unit pediatrik di seluruh negara bagian, serta bangsal utama dan departemen gawat darurat di rumah sakit yang berpartisipasi, harus menyediakan brosur REACH dan memasangnya di dinding rumah sakit.
"Orang tua tahu yang terbaik. Kami ingin mengetahuinya dan memberi mereka kesempatan untuk berbicara saat mereka khawatir. Mereka seringkali berada dalam posisi terbaik untuk mengenali tanda-tanda awal kemunduran ketika keadaan anak sedang tidak beres," lanjutnya.
(aml)