Jakarta -
Anak saya yang umurnya tiga tahun gampang banget
tertawa untuk hal yang menurut saya nggak lucu. Misalnya nih, kucing yang lagi tidur sambil sesekali menggerakkan ekornya, bisa bikin anak saya ini ketawa ngakak. Kata dia, kucingnya lucu banget.
Di saat yang lain, dia tertawa cekikikan saat melihat ayam yang kejar-kejaran. Buat saya nggak lucu, tapi buat dia lucu luar biasa.
Tapi ini mengingatkan saya pada masa-masa dia bayi. Saat masih bayi, dia
tertawa terbahak-bahak saat diajak main cilukba. Dia juga merasa kertas yang dirobek merupakan sesuatu yang sangat menggelikan. Hal-hal yang bagi kita, orang dewasa, sama sekali nggak lucu.
Baca juga:
Kapan Sih Bayi Sudah Bisa Tertawa?"Kita sudah lama nggak kecil. Kita sudah bertahun-tahun hidup dengan melihat dan mendengar aneka lelucon, sehingga hal-hal seperti itu tidak terasa lucu lagi. Tapi kita ikut
tertawa kan saat melihat anak kita yang tertawa. Bagi kita justru anak kita yang ketawa yang bikin kita ingin ikut ketawa," ujar psikolog anak dari Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, beberapa waktu lalu.
Saskhya lalu teringat ada seorang anak berumur sekitar enam tahun yang menertawakan peristiwa tragis. Jadi suatu kali ada seseorang yang meninggal setelah kepalanya kejatuhan pot gantung. Tragis bukan? Tapi anak ini justru tertawa terbahak-bahak karena menurutnya sangat lucu ada peristiwa pot jatuh yang memicu kematian.
"Dia bingung karena kejatuhan pot bisa bikin meninggal. Nggak kebayang gitu. Karena selama ini dia tahunya orang meninggal karena sakit jantung, kecelakaan di jalan, tapi belum pernah dengar kejatuhan pot bikin meninggal," ucap Saskhya.
Baca juga:
5 Alasan Anak-anak di Belanda Salah Satu yang Paling Bahagia di DuniaDitambahkan dia, anak memang punya sifat gampang senang. Terkadang memang yang membuat anak ketawa adalah hal yang kita anggap nggak lucu atau mungkin hal yang nggak wajar. Tapi kita nggak perlu juga lantas bilang, "Itu nggak lucu, Nak. Nggak usah diketawain deh,".
"Nggak apa-apa kok anak tertawa karena sesuatu, asal bukan menertawakan dengan tujuan memperolok. Humor itu nggak ada aturannya. Siapa saja, termasuk kita orang dewasa, bahkan terkadang merasa lucu pada sesuatu yang orang lain anggap nggak lucu," imbuh Saskhya.
(Nurvita Indarini)