Jakarta -
Semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh cerdas, ya nggak, Bun? Nah, untuk membantu anak tumbuh
cerdas, ada kok upaya yang bisa kita lakukan sebagai orang tua.
Saat bunda hamil, kata dr Caessar Pronocitro MSc, SpA dari RSPI Bintaro, selain konsumsi makanan dengan gizi seimbang penting banget mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat yang biasanya sudah diberi sama dokter kandungan. Ini mengingat pembentukan otak udah dimulai sejak dalam kandungan.
Nah, setelah si kecil lahir pemenuhan zat gizi seimbang juga tetap perlu dilakukan. Hanya saja, untuk di Indonesia dr Caessar bilang saat ini yang jadi concern adalah pemenuhan zat besi yang masih perlu suplementasi. Tapi, kalau memang kebutuhan zat besi bisa terpenuhi dari sumber makanan misalnya daging merah, telur, atau ikan, nggak masalah, Bun.
"Yang jadi masalah ketika si anak kebutuhan zat besinya ternyata belum bisa terpenuhi dari makanan yang diberikan. Nggak lupa juga berikan si kecil makanan yang bergizi seimbang ya," kata dr Caessar waktu ngobrol sama HaiBunda.
Dia mengingatkan, makanan seimbang yang perlu dipenuhi agar orak
anak cerdas harus mengandung karbohidrat dengan sumber kayak nasi, jagung, kentang, dan gandum. Kemudian proetin baik dari sumber hewani seperti daging merah dan ikan maupun nabati seperti tahu tempe, kedelai dan kacang-kacangan. Ketiga, di menu makanan anak juga mesti ada serat yang terkandung di sayur dan buah.
Lemak juga penting lho, Bun. dr Caessar bilang, lemak yang baik untuk pertumbuhan otak anak adalah lemak tak jenuh yang biasanya ada di jenis minyak tumbuhan kayak olive oil dan minyak canola, termasuk juga unsalted butter.
"Komposisinya 40 persen karbohidrat, 30 persen protein, 20 persen lemak, sisanya mikronutrien yaitu serat, vitamin, dan mineral," ujar dr Caessar yang juga praktik di RS Asih Ciputat ini.
Dalam situs resminya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan banyak banget bahan makanan di sekitar kita yang kaya zat besi. Sayuran berdaun hijau seperti selada air, kangkung, brokoli, bayam hijau, buncis dan kacang-kacangan misalnya. Selain itu, bahan makanan hewani seperti daging merah dan kuning telur juga kaya zat besi dan lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan sumber nabati.
Dalam proses pengolahan bahan makanan, perlu juga diperhatikan pengolahan yang baik dan benar sehingga kandungan zat makanan misalkan zat besinya nggak berkurang. IDAI mengimbau usahakan sebisa mungkin
anak banyak mengonsumsi makanan yang kaya zat besi untuk mencegah anemia defisiensi besi.
(rdn)