Jakarta -
Anak udah melakukan sesuatu yang positif nih. Wah, bunda sama ayah bangga deh, Nak, sama kamu. Nah, sebagai apresiasi karena anak udah melakukan sesuatu yang positif, kadang kita pun memberinya
reward ya, Bun. Misalnya anak boleh membeli mainan atau sesederhana kita belikan dia jajanan kesukaannya.
Soal reward yang diberi ke anak, psikolog anak dan remaja dari Mentari Anakku Firesta Farizal bilang asal nggak berlebihan, reward boleh aja kok diberikan. Dalam artian reward kita beri ke anak sebagai bentuk penghargaan atas usaha anak. Tapi, tentu saja kalau mau ngasih reward ke anak pilih yang masuk akal ya, Bun.
"Dan yang paling penting dari reward ini adalah kita apresiasi usahanya dia. Kita tahu anak nggak terlalu suka pelajaran matematika tapi dia udah berusaha belajar jelang ujian. Makanya kita ajak deh dia beli es krim kesukaannya. Misalnya kayak gitu," kata wanita yang akrab disapa Eta ini.
Ia mengingatkan, orang tua boleh memberi reward ke anak atas usaha yang sudah dia lakukan. Jadi, perlu dipilih juga nih, Bun. Jangan karena supaya anak mau mandi atau makan, kita menjanjikan
reward untuknya. Kalau begitu, ke depannya bukan nggak mungkin anak akan melakukan sesuatu karena reward yang bakal diterima.
"Sementara kalau kita kasih reward untuk menghargai usaha anak, makin lama kesenangan anak bukan karena dapat es krimnya misalkan, tapi dia senang karena berhasil melakukan sesuatu dan usaha dia diapresiasi oleh orang di sekitarnya," tambah Eta.
Apresiasi dengan memberi reward ke anak dikatakan Eta juga ngefek banget nih, Bun, untuk anak usia sekolah dasar alias SD. Soalnya, di masa itu anak lagi membangun konsep diri. Ketika dia merasa mampu melakukan sesuatu dan adanya reward dari orang tua bisa membuat anak makin percaya diri. Sehingga, anak bakal punya konsep diri yang positif. Namun kita perlu ingat,
reward nggak harus melulu berupa barang kok. Memberi pujian atau menghabiskan waktu berkualitas bareng anak juga bisa membuat anak merasa dihargai atas usaha yang dia lakukan.
(rdn)