Jakarta -
Apakah Bunda terbiasa memberikan
iming-iming berupa hadiah pada anak? Misalnya agar nilainya bagus atau dia lebih rajin belajar.
Seorang ibu bernama Gia Miller menyebutkan bahwa kebiasaan ini sudah sering dia lakukan, demi membuat anak-anaknya menjadi lebih teratur dan disiplin.
Namun tak sembarangan, Gia menetapkan beberapa aturan pokok saat membuat iming-iming hadiah ini, Bun. Ini semua agar anak-anaknya juga tak sembarangan dalam melakukan tugas-tugasnya.
Salah satu aturan yang dibuat oleh Gia adalah dengan tetap fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Ia terbiasa memberikan iming-iming hadiah supaya anak-anaknya mau melakukan beberapa pekerjaan di rumah.
Nah, Gia pun memberikan tenggat waktu yang fleksibel supaya semua pekerjaan yang ditugaskan tersebut bisa terselesaikan dengan baik. Aturan kedua, Gia menyarankan Bunda untuk memilih hadiah yang benar-benar bisa memotivasi anak. Misalnya bisa berupa mainan, stiker, hak bermain atau uang.
"Saya memberikan hadiah pada anak-anak saya setiap pekan, tetapi beberapa ahli mendorong saya untuk beralih ke hadiah harian. Mereka menjelaskan bahwa jika saya memberikan hadiah beberapa hari kemudian,
anak-anak mungkin tidak termotivasi untuk menyelesaikan tugas," ungkap Gia dilansir
Washington Post.
Demi keteraturan tugas, Gia juga membuat bagan yang sesuai dengan tugas masing-masing anaknya. Untuk anak-anak yang lebih muda, direkomendasikan penggunaan warna cerah dan ilustrasi menarik.
 Ilustrasi hadiah/ Foto: Thinkstock |
Menggunakan sistem hadiah ini yang dikhawatirkan seperti menyuap ya, Bun. Tapi, psikolog Cindy Graham mengatakan, berapa banyak orang dewasa akan melakukan pekerjaan jika mereka tidak dibayar dengan uang.
"Orang banyak yang bekerja karena dibayar, kita tidak melakukannya secara gratis, bahkan jika masyarakat membutuhkannya. Anak-anak tidak berbeda," ungkap Cindy.
Hal senada disampaikan psikolog klinis Christina Tedja. Kata dia, memberi anak hadiah setelah mencapai prestasi atau kesepakatan tertentu bukanlah hal buruk untuk dilakukan. Tapi, ada hal yang perlu diwaspadai orang tua yaitu
rewards yang berlebihan akan menghilangkan makna dari proses usaha itu sendiri.
"Jika
rewards yang diberikan berlebihan, maka anak lebih tertarik
rewards atau hadiahnya dibandingkan proses belajar atau prestasi yang hendak dicapai," papar psikolog yang akrab disapa Tina ini. Nah, tertarik mencobanya, Bun?
(rdn/muf)