Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Yuk, Tahan Diri Nggak Bilang ke Anak: Nilai Kamu Cuma Segini?

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Sabtu, 02 Dec 2017 07:10 WIB

Wajar sih kalau orang tua kecewa saat anak dapat nilai yang kurang memuaskan. Tapi...
Ilustrasi ibu memarahi anak kalau nilainya jelek/ Foto: thinkstock
Jakarta - Namanya orang tua pasti pernah kecewa sama anak, apalagi soal akademis atau nilai sekolahnya. Misalnya kalau anak dapat nilai yang kurang memuaskan. Walaupun begitu, baiknya jangan buru-buru nyeplos, "Hah? Nilai kamu cuma segini?".

Sebagai seorang ibu, Puteri Indonesia 2004, Artika Sari Devi, punya pandangan kalau orang tua juga harus berbesar hati untuk menerima kondisi anak dalam beberapa situasi. Setuju, Bun?

"Menurut saya dalam posisi seperti ini orang tua harusnya mendukung anak secara penuh, dan bukannya malah memberikannya label 'kamu gagal' atau malah mengukur kemampuan anak seperti 'Kok nilai kamu cuma segini?'," ujar wanita yang akrab disapa Tika ini.

Tika mengatakan lebih baik apresiasi anak, "Kamu hebat, Nak, mama yakin kamu sudah berusaha. Kalau hasilnya segini nggak apa kok, besok kamu bisa berusaha lebih lagi,".

Menurut Tika, cerdas itu nggak hanya bisa dinilai secara akademis kok, Bun. Karena ada beberapa orang tua yang masih menanamkan nilai tersebut bahkan hingga sekarang. Tika mengatakan, sebenarnya selain dikasih motivasi anak tuh lebih gampang dikasih contoh. Dengan kata lain, anak merupakan cerminan orang tuanya.

"Kalau kita suka mikir, 'Kenapa ya kok sikap anak begitu', orang tua juga harus berbesar hati dan sadar bahwa mungkin kita juga bersikap seperti itu di depan anak. Di parenting zaman modern kita harus menghadapi generasi alpha yang sangat kritis jadi perlakukan mereka yang utama memang harus cukup kasih sayang kemudian perlakuan yang hangat di rumah," ungkap Tika.

Tika melihat bisa aja anak-anak sebenarnya cerdas tapi kadang kurang bisa bebas berekspresi karena mungkin terlalu banyak diberi aturan benar atau salah. Makanya, kata Tika kadang anak perlu juga dikasih kesempatan mengambil keputusan karena gimana pun nantinya anak akan punya kehidupannya sendiri.

"Jadi cukup buat saya bekali dan beri kepercayaan dan biarkan anak berani untuk mengambil tanggung jawab dari kecil," tutup Tika.



Patut diingat bahwa dalam memotivasi anak agar berprestasi di sekolah atau di bidang lainnya, jangan sampai membuat dia tertekan dan depresi ya, Bun. Menetapkan target nilai anak memang penting. Namun ingat, target yang dibuat bukan berdasarkan apa yang diinginkan orang tua, tapi target yang dibuat sendiri oleh anak.

"Biarkan anak punya target nilainya sendiri. Tapi misal dia kok target nilainya rendah banget misal cuma 5 atau 6, boleh orang tua menggali dan mendorong anak apa nggak pengen punya target yang lebih tinggi lagi. Tapi sekali lagi, bukan memakai target si orang tua ya," tutur psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre Ratih Zulhaqqi dilansir detikHealth.

Ingat juga, Bun, namanya kegagalan lumrah dialami anak karena di usianya, mereka memang lagi mencoba sesuatu dan ini kadang bisa bikin mereka putus asa dan nggak mau mencoba. Untuk itu, ketika anak mengalami kegagalan, orang tua baiknya tetap memotivasi si kecil dan tanamkan ke anak ketika sekali mengalami kegagalan, bukan berarti dia akan selalu gagal kok.

Karena itu juga, penting banget untuk mengapresiasi anak dan tanamkan kepercayaan dirinya saat kondisi anak lagi drop.

"Tiap orang tua pasti ingin anaknya sukses. (Sedangkan) salah satu ciri kesuksesan adalah harus percaya diri. Anak yang percaya diri itu bisa begini karena mendapatkan pengakuan dari lingkungannya, terutama dari mama, papa, kakek-nenek, orang-orang terdekatnya lalu setelah sekolah, dari guru-gurunya," papar psikolog Rosdiana Setyaningrum.

Sementara itu, kalau kata psikolog anak dan remaja, Vera Itabliliana, mengatakan sebaiknya apresiasi pada anak tidak berupa uang. Barang, jalan-jalan, atau semacam pujian saja sudah ampuh membuat anak merasa diapresiasi.



"Apresiasi terutama yang agak besar misal dibelikan barang yang sesuai kebutuhannya atau jalan-jalan, bisa diberikan pada anak ketika memang mereka butuh effort tinggi untuk mencapai prestasi itu. Tapi kalau effort-nya biasa aja, memberi pujian saja sudah cukup kok," kata Vera. (aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda