Vancouver, Canada -
Bun, sudahkah hari ini
memeluk dan memberi sentuhan hangat buat si kecil? Kalau belum, yuk kita berikan pelukan dan sentuhan hangat buat si kecil kesayangan. Soalnya kegiatan simpel dan menyenangkan ini banyak manfaatnya.
Setiap pelukan memberikan tubuh hormon oksitosin, neurotransmitter yang terkait dengan cinta, keintiman, dan banyak hal bagus lainnya. Nggak cuma itu Bun,
memeluk anak sejak bayi, bisa memiliki efek mendalam pada biologis mereka di kemudian hari.
Tim peneliti dari University of British Columbia dan British Columbia Children's Hospital Research Institute melihat kaitan pelukan pada anak-anak nih, Bun. Menurut kesimpulan peneliti, anak-anak akan mudah merasa tertekan apabila saat bayi kurang mendapat pelukan.
Penelitian sendiri dilakukan dengan mengamati 94 bayi sehat yang berusia lima minggu. Para orang tua diminta membuat catatan harian terkait waktu bayi diberi susu, kapan tidur, kapan menangis, serta kapan mendapat kontak fisik seperti sentuhan dan pelukan. Peneliti menemukan anak-anak yang tidak terlalu sering disentuh dan dipeluk ternyata lebih sering menangis saat mereka masih bayi.
Nggak cuma itu, saat dicek DNA-anya 4,5 tahun kemudian, diketahui juga profil molekuler di sel yang kurang berkembang untuk usia mereka.
Pada penelitian yag telah dipublikasikan di jurnal Development and Psychopathology ini Bun, dipaparjan bahwa pada manusia, tindakan sederhana seperti menyentuh, di awal kehidupan anak, punya konsekuensi yang hebat dan berpotensi seumur hidup terhadap ekspresi genetik. Demikian dikutip dari NY Daily News.
Peneliti juga melihat metilasi DNA, sebuah proses yang mengubah fungsi gen yang memengaruhi ekspresi genetik anak-anak tersebut. Metilasi DNA ini juga bertindak sebagai penanda untuk perkembangan biologis normal dan proses yang menyertainya.
Menurut temuan itu Bun, ada perbedaan yang konsisten dalam tingkat metilasi di lima lokasi DNA spesifik pada anak-anak yang sering kontak fisik dan yang tidak. Secara khusus, salah satu area DNA ini berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan memengaruhi metabolisme.
Ditemukan juga anak-anak yang jarak mendapat kontak fisik dari orang tuanya, memiliki usia epigenetik yang lebih rendah di usia 4,5 tahun.
Prof Sheldon Cohen, profesor psikologi dari Carnegie Mellon University, Amerika Serikat, juga pernah melakukan penelitian soal manfaat pelukan dan hubungannya terhadap pencegahan infeksi penyakit. Hasilnya menunjukkan ada kaitan erat antara frekuensi pelukan dengan risiko tertular penyakit.
"Penelitian kami menemukan bahwa mereka yang lebih sering dipeluk memiliki level stres yang lebih rendah, sehingga risiko kemungkinan mereka terserang infeksi penyakit pun semakin kecil," tutur Prof Cohen seperti dikutip dari detikhealth.
(Nurvita Indarini)