Jakarta -
Tidak semua
anak beruntung dan bisa mendapatkan hak-haknya. Jangankan pendidikan, kebutuhan primer kayak sandang, pangan dan papan pun sulit mereka dapatkan.
Dilansir berbagai sumber, ada 81,3 juta anak-anak di Indonesia. Sebanyak 4,8 juta anak terlantar dan 230 ribu anak jalanan tersebar di negeri ini. Ada 2,5 juta anak yang putus sekolah dan 4,3 juta anak sudah jadi pekerja di usia belia. Belum lagi, 11 ribu anak jalanan ada di Jakarta dan sekitarnya, Bun.
Melihat fenomena ini, sekumpulan relawan anak muda mengambil inisiatif mendirikan suatu komunitas untuk membantu mendukung hak anak terutama anak-anak marginal yakni anak jalanan, pengamen, pengemis dan lainnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
"Para anak muda ini yang awalnya merupakan volunteer di tempat lain, tergerak untuk melayani anak-anak marginal dan berinisiatif membuat komunitas untuk mendukung hak mereka. Jadi mereka terjun langsung dan ngajakin adik-adik di jalanan," papar Frisca Hutagalung, Direktur Sahabat Anak ditemui di sela-sela acara Festival Relawan Nasional 2017 di Gandaria City, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Dimulai dari ajakan untuk mengobati karena para anak marginal ini cenderung mendiamkan luka yang dialami, anak-anak ini diajak bermain dan belajar. Diceritakan Frisca, komunitas ini sudah ada sejak tahun 1997. Berawal dari acara merayaka Hari Anak Nasional di tanggal 23 Juli, terbentuklah Jambore Anak Jalanan. Di tahun-tahun berikutnya diadakan acara rutin.
 Ikhtiar Agar Anak-anak Mendapat Kehidupan dan Pendidikan yang Layak (Foto: Instagram/sahabatanak) |
Bahkan, di tahun 2010 Jambore Anak Jalanan berhasil menjangkau 1.924 anak marginal plus 500 anak pengungsi letusan Merapi di Yogyakarta lho, Bun. Nah, di tahun ini Sahabat Anak jadi organisasi mandiri dan sebagai badan hukum resmi bernama Yayasan Komunitas Sahabat Anak Jakarta.
"Pengajaran memang fokus kita namun nggak hanya itu, kita juga berharap bisa kasih empowerement untuk para orang tua dan kesadaran-kesadaran akan hak anak karena ada beberapa hak anak yang harus kita penuhi," tutur Frisca.
Tujuan dari komunitas yang sudah berdiri kurang lebih 20 tahun ini supaya anak jalanan lepas dari jalanan yang rentan akan bahaya dan membuat stigma untuk mereka. Sehingga, anak-anak itu tahu kalau mereka punya hal sama untuk sekolah dan berkarir juga mereka berharga dan penting jadi sosok yang percaya diri. Nggak cuma itu,
anak-anak ini juga diharap bisa mandiri.
Dalam menjalankan misi mereka, kata Frisca mengubah mindset orang tua yang notabene menyuruh anak-anaknya ke jalanan jadi tantangan tersendiri padahal semestinya mereka belajar. Makanya, pendekatan yang dilakukan materi pembelajaran disisipkan dalam kegiatan bermain.
"Kita juga memberi contoh nyata yaitu para kakak relawannya juga awalnya adalah sama seperti mereka, anak jalanan. Kayak Febi, anak ke-6 dari 10 bersaudara bantu ibunya jualan gorengan sambil ikut kelas belajar di Cijantung. Febi dapat beasiswa sampai lulus jadi Sarjana Kesehatan Masyarakat," kata Frisca.
Terus ada Asep yang sempat terjerumus narkoba dan kabur dari rumah tapi kini berhasil jadi Sarjana Teknologi Informatika dan menjadi tulang punggung keluarga. Ada juga Yanti, anak pemulung yang prestasinya cemerlang dan sekarang bisa bikin kehidupan keluarganya lebih baik. Lewar contoh nyata itu, kata Frisca diharap anak-anak jalanan bisa termotivasi dan semangat.
 Orientasi para calon vounteer (Foto: Instagram/sahabatanak) |
Salah satu relawan, Dea yang merupakan mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengatakan senang jadi relawan di Sahabat Anak. Ia yang sering mengajar di daerah Museum Fatahillah dan daerah Kota sempat kaget lho lihat antusiasme belajar anak jalanan. Nah, semangat anak-anak inilah yang bikin Dea dan kawan-kawan semangat ngajarin mereka, Bun.
Anak-anak yang Dea ajari mulai dari pengamen sampai pengemis dan lainnya. "Hebatnya mereka masih mau belajar di tengah mereka mencari uang. Ketika mereka istirahat, mereka belajar di kita habis itu ngamen lagi, hebat banget," papar Dea.
Dikatakan Dea, untuk menjadi relawan di sini nggak harus berlatar belakang guru kok, Bun. Semua relawan punya berbagai latar belakang dari mahasiswa sampai orang kantoran. Kalau bunda penasaran, bunda juga bisa langsung lihat dulu gimana dan apa aja sih kegiatan di Sahabat Anak di area terdekat rumah Bunda.
Bunda atau ayah bisa lihat langsung dari sosial media sesuai areanya seperti @sahabatanakcakung, @sahabatanakcijantung, @sahabatanakgambir, @sahabatanakgrogol, @sahabatanaktanahabang, @sahabatanakkotatua, dan @sahabatanakmanggarai. Kalau mau tahu info lengkap atau ngasih donasi juga bisa lho. Langsung aja cek www.sahabatanak.org ya, Bun.
(rdn/rdn)