Jakarta -
Terkadang berbagai kegiatan begitu bikin hari-hari kita sibuk. Saat sudah di rumah bersama anak pun rasanya lelah sekali sehingga nggak sempat untuk memberikan stimulasi. Jika ini terjadi, kita perlu lebih mengatur waktu, Bun.
Ya, waktu nggak bisa diputar ulang. Jangan sampai kita kehilangan banyak waktu dan menyiapkan masa-masa emas
stimulasi anak.
"Kadang sibuk sering dijadikan alasan untuk membenarkan kita mengabaikan anak itu sebagai rasionalisasi," papar psikolog Ratih Ibrahim di tengah konferensi pers Bricklive - Petualang Interaktif Lego, di PIK Avenue, Jakarta Utara baru-baru ini.
Jika kita ngomongin stimulasi fisik, kognitif, psikomotor dan psikososial kayaknya ribet ya, Bun. Padahal sebenarnya nggak perlu mahal dan repot lho, karena itu semua ada dalam kegiatan sehari-hari yang kita lakukan.
"Coba deh kita ingat waktu kita kecil suka diatur sama ibu kan? Mulai dari makan, mesti benar apa aja yang dimakan dan nutrisinya gimana, kemudian mandi, terus pengenalan keluarga lain seperti om, tante, dan lainnya. Ya yang se-basic itu juga bisa kok buat stimulasi anak," papar Ratih.
Mungkin bagi segelintir orang hal seperti itu terlihat sangat tradisional, namun hal yang sesederhana ini bisa melatih atau
menstimulasi semua aspek tumbuh kembang anak lho, Bun. Hal lainnya, seperti ajaran agama, sopan santun, bisa membantu karakter anak dalam tumbuh kembangnya jadi ya yang perlu diketahui orang tua nggak hanya memenuhi sandang, pangan, anak aja tapi juga aspek kecerdasan lainnya.
Begitu beranjak besar anak akan masuk sekolah. Nah, saat anak sudah masuk sekolah juga nggak bisa tuh kita sebagai orang tua lepas tangan dan menyerahkan semuanya pada pihak sekolah.
"Kita orang tuanya juga harus nemenin supaya anak bisa membangun dirinya makin matang," sambung Founder & CEO Personal Growth ini.
Hmm kira-kira anak boleh nggak ya dipapar dengan gadget. Menurut Ratih, boleh aja kok, Bun. Karena menurut dia, anak yang terlalu steril dari teknologi dan berlebihan juga nggak baik. Apalagi sekarang kita hidup di zaman yang serba canggih. Karena itu penting juga anak dikenalkan dengan teknologi.
"Tapi dengan syarat dikawal ya, nggak berarti dikenalin terus dilepas gitu aja anak sama gadget. Anak perlu dikenalkan juga sama internet biar dia belajar dan punya wawasan luas," tutur Ratih.
(aml)