
parenting
Saat Anak Curhat, Orang Tua Nggak Harus Memberikan Solusi Lho
HaiBunda
Jumat, 13 Apr 2018 17:00 WIB

Jakarta -
Merasa kesal, sedih, khawatir, sebenarnya bukan cuma kita sebagai orang dewasa yang bisa merasakannya. Anak-anak pun bisa saja mengalami itu. Terkadang mereka curhat tentang apa yang dirasakan, namun sering kali kita nggak merespons dengan tepat.
Misalnya nih saat anak cerita dirinya kesal karena temannya berjanji mau main ke rumah, ternyata temannya nggak jadi main. Mungkin kita tergoda untuk langsung memberikan solusi. Contohnya dengan bilang, "Ya udah nggak apa-apa. Kamu main saja sama anak tetangga,".
Kayaknya nggak ada yang salah dengan itu ya, Bun? Tapi sebenarnya ada yang terlupakan. Kita lupa untuk mengakui sudut pandang anak dan berempati. Padahal mungkin nggak semua curhatan yang disampaikan butuh solusi. Kadang anak hanya ingin dimengerti saja perasaannya, lalu kita berempati. Karena mungkin anak pun sebenarnya sudah tahu harus berbuat apa saat temannya nggak jadi main.
"Ya, kita nggak perlu merasa harus memberikan solusi. Yang terutama itu kita berempati, selalu acknowledge feeling anak," ujar psikolog anak dan remaja dari Rainbow Castle, Devi Sani, dalam parenting club yang digelar Hijup di Sky House Exhibition Center, Chubb Square, Jl MH Thamrin, Jakarta, Jumat (13/4/2018).
Selain itu jangan lupa juga membiarkan anak mengekspresikan emosi. Sebagai manusia, meskipun anak-anak, mengekspresikan emosi itu penting. Sehingga mereka paham apa yang dirasakan. Jadi jangan malah kita bilang, "Ya ampun lebay banget sih kamu, kayak gitu aja kesal. Nggak jadi main ya sudah, main aja sama yang lain," dengan nada tinggi. Kita minta anak untuk nggak kesal, nggak marah, tapi tanpa disadari justru kita yang kesal atau marah.
Nah, setelah itu, cari tahu yuk, Bun, apa yang dibutuhkan anak sesungguhnya. Jadi kita cari tahu kenapa anak kesal karena temannya nggak jadi main. Mungkin karena anak kita jadi nggak bisa punya teman untuk main balap mobil-mobilan.
Selanjutnya, ajarkan anak untuk mencari solusinya, ingat, bukan kita yang mencari solusi ya, Bun. Ada baiknya ucapan kita saat merespons situasi itu adalah, "Kamu kesal ya dia nggak jadi main ke rumah. Kita bisa ngelakuin apa ya biar tetap bisa main-main meskipun dia nggak jadi datang?".
Apakah Bunda termasuk yang sudah meng-acknowledge emosi anak?
(Nurvita Indarini)
Misalnya nih saat anak cerita dirinya kesal karena temannya berjanji mau main ke rumah, ternyata temannya nggak jadi main. Mungkin kita tergoda untuk langsung memberikan solusi. Contohnya dengan bilang, "Ya udah nggak apa-apa. Kamu main saja sama anak tetangga,".
Kayaknya nggak ada yang salah dengan itu ya, Bun? Tapi sebenarnya ada yang terlupakan. Kita lupa untuk mengakui sudut pandang anak dan berempati. Padahal mungkin nggak semua curhatan yang disampaikan butuh solusi. Kadang anak hanya ingin dimengerti saja perasaannya, lalu kita berempati. Karena mungkin anak pun sebenarnya sudah tahu harus berbuat apa saat temannya nggak jadi main.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, kita nggak perlu merasa harus memberikan solusi. Yang terutama itu kita berempati, selalu acknowledge feeling anak," ujar psikolog anak dan remaja dari Rainbow Castle, Devi Sani, dalam parenting club yang digelar Hijup di Sky House Exhibition Center, Chubb Square, Jl MH Thamrin, Jakarta, Jumat (13/4/2018).
Selain itu jangan lupa juga membiarkan anak mengekspresikan emosi. Sebagai manusia, meskipun anak-anak, mengekspresikan emosi itu penting. Sehingga mereka paham apa yang dirasakan. Jadi jangan malah kita bilang, "Ya ampun lebay banget sih kamu, kayak gitu aja kesal. Nggak jadi main ya sudah, main aja sama yang lain," dengan nada tinggi. Kita minta anak untuk nggak kesal, nggak marah, tapi tanpa disadari justru kita yang kesal atau marah.
Nah, setelah itu, cari tahu yuk, Bun, apa yang dibutuhkan anak sesungguhnya. Jadi kita cari tahu kenapa anak kesal karena temannya nggak jadi main. Mungkin karena anak kita jadi nggak bisa punya teman untuk main balap mobil-mobilan.
Selanjutnya, ajarkan anak untuk mencari solusinya, ingat, bukan kita yang mencari solusi ya, Bun. Ada baiknya ucapan kita saat merespons situasi itu adalah, "Kamu kesal ya dia nggak jadi main ke rumah. Kita bisa ngelakuin apa ya biar tetap bisa main-main meskipun dia nggak jadi datang?".
Apakah Bunda termasuk yang sudah meng-acknowledge emosi anak?
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Pelajaran untuk Bertutur Kata yang Baik dari Pasta Gigi

Parenting
Ini Lho Efeknya Jika Sering Menanggapi Ucapan Anak Ala Kadarnya

Parenting
Soal Pola Asuh untuk Anak, Melanie Putria Pilih Banyak Diskusi

Parenting
Hindari Beri Respons Begini Saat Anak Laki-laki Menangis

Parenting
Anak Lakukan Kesalahan Saat Tampil di Depan Umum? It's Okay
