Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pelajaran untuk Bertutur Kata yang Baik dari Pasta Gigi

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Sabtu, 21 Apr 2018 10:08 WIB

Dari pasta gigi, kita bisa belajar sesuatu, Nak...
Pelajaran untuk Bertutur Kata yang Baik dari Pasta Gigi/ Foto: Facebook/Amy Beth Gardner
Tennessee, AS - Siapa sangka pasta gigi bisa menjadi sarana belajar yang baik bagi anak. Seperti dilakukan bunda yang satu ini nih, Bun. Dia menggunakan pasta gigi untuk memberi pemahaman akan hal penting pada anak. Gimana caranya ya?

Bunda bernama Amy Beth Gardner dari Cleveland, Tennessee, ini meminta anaknya, Breonna, untuk menuangkan pasta gigi ke piring. Selanjutnya ia meminta anaknya untuk memasukkan pasta gigi tersebut kembali ke dalam tabung wadahnya.

Ketika sang putri protes karena mustahil baginya memasukkan kembali pasta gigi ke dalam wadahnya, Amy meminta Breonna untuk mengingat pasta gigi yang telah dikeluarkan dari wadahnya tadi selama sisa hidupnya. Lho buat apa ya kira-kira?



"Seperti pasta gigi ini, begitu kata-kata keluar dari mulutmu, kamu tidak akan bisa mengambilnya atau memasukkannya kembali," kata Amy dalam postingannya di Facebook.

Metafora tersebut menjelaskan bahwa tube pasta gigi yang kita pencet menggambarkan kata-kata yang kita keluarkan adalah kita yang mengontrol. Jadi kitalah yang mengatur akan memencet tube atau tidak, juga seberapa banyak pasta gigi yang sudah dikeluarkan.

Amy berharap, seiring usia bertambah, anaknya akan lebih bertanggungjawab akan kata-kata yang sudah dikeluarkannya. "Ketika kamu memasuki sekolah menengah, kamu akan melihat seberapa besar pengaruh kata-kata pada kehidupan. Kamu punya kesempatan menggunakan kata-kata untuk menyakiti, merendahkan, memfitnah dan melukai orang lain," tulis Amy lagi.

Amy melanjutkan bahwa kita punya kesempatan menggunakan kata-kata untuk menyembuhkan, mendukung, menginspirasi, dan mencintai orang lain. Dari situlah Amy berharap anaknya lebih berhati-hati dalam berkata. Dengan memilih kata-kata yang baik, tidak menyakiti dan menjatuhkan, artinya kita sudah berusaha berbuat baik.

"Gunakan hidupmu untuk memberi kehidupan pada dunia yang sangat membutuhkan. Kamu tidak akan pernah menyesal ketika memilih kebaikan," lanjut Amy.

Amy menambakan Breonna memahami maksud dan tujuan dari kegiatan yang mereka lakukan. Setelah itu mereka menghabiskan waktu mendiskusikan contoh-contoh menggunakan kata-kata yang baik dan yang buruk.

"Sebagai orang tua, saya ingin Breonna mengambil kekuatan saya sekaligus belajar dari kelemahan saya," kata Amy yang mengadopsi kakak-adik Breonna dan Bridgett sejak tahun 2014.

Meski mereka adalah anak adopsi, Amy dan sang suami sangat menyayangi keduanya. Amy bilang kepada Breona dan Bridget bahwa dia percaya padanya, dan mereka berdua penting banget buat dirinya.



"Nantinya, ketika ia beranjak remaja, dunia akan mengatakan apa yang harus ia percayai dan saya ingin dia mendengar suara saya tiap pagi, mengatakan padanya apa yang saya lihat dalam dirinya dan bangga akan hal itu," papar Amy dilansir Daily Mail.

Kita nggak bisa berharap anak-anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang baik dan adil, Bun. Kita juga harus mengajari mereka apa artinya itu. Terutama sejak dini, di dunia yang terkadang terasa penuh dengan penghinaan dan agresi, sangat penting untuk mengajari anak-anak kita tentang kekuatan kata-kata.

Setiap orang tua mendambakan anaknya memiliki kepribadian yang baik, seperti menjadi mandiri dan disiplin hingga mereka beranjak dewasa. Namun sifat semacam itu tidak akan muncul dengan sendirinya, Bun, dan tugas kitalah yang menanamkannya sejak dini.

Maka dari itu, orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Terutama seorang ibu, Ia adalah contoh pertama yang dilihat oleh anak.

"Mom, you are a role model, not a super model," tutur psikolog anak, Novita Tandry dilansir detikHealth.

Jika kita tidak ingin anak bicara kasar atau kotor, maka kita jangan pernah berkata kasar juga ke anak. Tapi gimana kalau anak telanjur berkata kasar karena terpapar lingkungannya? Kita bisa katakan secara terbuka bahwa itu tidak baik, lalu kita bisa lakukan 'pengabaian'.

Nah, selanjutnya apresiasi anak ketika sudah mulai tenang ya, Bun. Tapi kalau sudah di luar batas kita bisa bawa anak ke ahlinya ya, Bun.
(Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda