HaiBunda

PARENTING

Menjelaskan ke Anak tentang Bom yang Meledak di Gereja Surabaya

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Minggu, 13 May 2018 11:00 WIB
Menjelaskan ke Anak tentang Bom yang Meledak di Gereja Surabaya/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Berita di berbagai media pada Minggu (13/5/2018) pagi ini sungguh bikin geram dan sedih ya, Bun. Lagi-lagi ada aksi bom yang menimbulkan korban jiwa. Bahkan ada anak-anak yang ikut terluka. Entah pesan apa kali ini yang ingin disampaikan pelaku.

Kebetulan hari Minggu di rumah saya merupakan hari yang membebaskan kami menonton televisi selama beberapa jam. Nah, pas banget tuh, Bun, ada berita tentang peledakan bom di tiga gereja di Surabaya. Sejauh ini, hingga pukul 11.00 WIB, kabarnya 8 orang meninggal dunia dan 38 orang mengalami luka.

Di rumah sedang ada anak saya dan beberapa keponakan. Karena saya penasaran dengan berita tersebut, alhasil saya melihat sejenak dan membuat anak-anak penasaran juga. Mereka pun berebut bertanya tentang bom di gereja Surabaya itu. Duh, mungkin harusnya saya nggak memapar mereka dengan hal itu ya?


Tapi kan anak-anak udah telanjur tahu nih terjadi bom di gereja Surabaya. Bahkan mereka juga tahu ada orang-orang yang menjadi korban. Lalu gimana memberikan penjelasan pada anak-anak tentang bom di gereja Surabaya itu?



Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menjelaskan tentang bom yang meledak di gereja Surabaya, seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Tanya Perasaan Anak

Ketika anak penasaran dan mengajukan berbagai pertanyaan tentang bom yang meledak di gereja Surabaya, ada baiknya kita tanyakan ke anak bagaimana perasaannya. Bisa jadi anak akan merasa takut karena korban ladakan pun ada yang anak-anak.

"Saya pikir penting bahwa orang tua, pengasuh, dan kakek-nenek perlu mencari ruang untuk membiarkan anak-anak mereka menunjukkan ketakutan seperti apa yang mereka rasakan, dan untuk meyakinkan mereka," ujar Professor Cary Cooper dari University of Manchester yang biasa menangani masalah stres, dikutip dari Manchester Evening News.

Dari sini kita bisa tahu nih, Bun, ketakutan seperti apa yang dirasakan anak. Misalnya mungkin anak takut karena berpikir, 'Apakah hal ini bisa juga aku alami, atau ayah dan bunda alami?'. Jadi bisa saja mereka nggak hanya mengkhawatirkan dirinya tapi juga orang tua atau saudaranya yang mungkin berada di Surabaya, misalnya.

Menjelaskan ke Anak tentang Bom yang Meledak di Gereja Surabaya/ Foto: Thinkstock


2. Menjawab Sesuai Usia Anak

Anak umur empat tahun te tu beda pemahamannya dengan anak usia 8 tahun. Jadi meski sama-sama menanyakan hal yang sama, kita nggak bisa menjawab dengan jawaban yang sama nih.

Dr Sandy Sondell, co-owner Psychology Consultation Specialists di Plymouth, AS, bilang dalam menjawab pertanyaan apapun dari anak, termasuk soal bom, kita perlu perhatikan usia, tahap perkembangan, dan temperamen anak. Hal ini akan membantu kita dalam memberikan informasi tentang apa yang perlu dan yang tidak mereka ketahui. Demikian dikutip dari cjewfolk.com

Anak-anak yang lebih tua bisa saja membaca informasi tentang bom tersebut di media sosial. Nah, ini butuh dialog lebih lanjut untuk memberikan pemahaman pada mereka. Bahwa setiap orang mungkin punya opini, tapi pesannya satu bahwa tindakan terorisme dan menyakiti orang lain dengan cara apapun itu tidak benar.

3. Beri Penjelasan Sederhana yang Tidak Memicu Ketakutan

Selain menjawab sesuai usia anak, kita juga harus menjaga informasi yang disampaikan tetap sederhana dan bersifat umum. Sandy Sondell mengingatkan untuk tidak memberikan informasi yang akan meningkatkan rasa takut anak.

"Biarkan anak-anak menjadi pemandu kita tentang seberapa banyak yang ingin mereka ketahui. Jawab pertanyaan mereka sejauh kita mampu dan nyaman," pesan Sandy.

Menjelaskan ke Anak tentang Bom yang Meledak di Gereja Surabaya/ Foto: ilustrasi/thinkstock


4. Ingat Selalu Bahwa Anak Mencontoh Perilaku Orang Tua

Bagi orang tua yang tinggal di Surabaya di mana saat ini menjadi lokasi ledakan bom, penting sekali untuk tetap tenang dan berpegang pada kegiatan rutin yang normal. Karena kata Sandy, jika anak menangkap kekhawatiran atau kesedihan dari orang tua, anak-anak akan merasa khawatir juga.

"Namun, jika Anda tetap tenang, mereka akan merasa aman. Jika Anda mengubah kegiatan rutin yang normal dijalani, anak-anak akan memperhatikan dan bertanya-tanya mengapa hal-hal berubah," tambah Sandy.



Professor Cary Cooper menambahkan orang tua kadang bereaksi berlebihan dan jadi over protektif pada anaknya setelah peristiwa bom di tempat umum terjadi. Nggak salah juga sih, karena wajar saja kekhawatiran pasti ada. Tapi Prof Cooper berpendapat jika ini dilakukan dalam jangka pendek mungkin wajar, tapi jika jadi terus-terusan dilakukab nggak baik juga karena bisa memperkuat ketakutan mereka.

"Untuk anak-anak, kita harus memasukkannya ke dalam konteks. Katakan kepada mereka ini tidak terjadi setiap saat, sangat jarang, polisi bekerja keras sekarang untuk membuatnya lebih baik," imbuh Prof Cooper.

5. Memvalidasi Perasaan Anak

Dalam menanggapi peristiwa, setiap orang akan punya perasaan berbeda. Tapi kita pun harus selalu ingat bahwa semua emosi diterima. Apalagi jika misalnya anak mengenal korban dalam ledakan bom di gereja Surabaya atau anak familiar dengan daerah sekitar peristiwa.

"Dengarkan anak-anak Anda, biarkan mereka mengekspresikan diri. Tidak membantu untuk mengatakan. 'Jangan khawatir' atau 'Ini akan baik-baik saja'. Sebaliknya, katakan, 'Tidak apa-apa untuk merasa khawatir. Kamu mengalami sesuatu yang akan membuat banyak orang merasa takut'," lanjut Sandy.

"Atau kita juga bisa bilang, 'Jantung bunda juga berdetak lebih cepat'. Jika Anda telah melalui pengalaman serupa, bagikan hal itu dengan mereka. Ini juga bisa menjadi peluang untuk memodelkan strategi coping," paparnya. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK