Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Efek Jika Bayi Terpapar Suara Sangat Keras Seperti Ledakan Bom

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 14 May 2018 16:44 WIB

Nggak main-main lho efeknya.
Efek Jika Bayi Terpapar Suara Sangat Keras Seperti Ledakan Bom/ Foto: thinkstock
Jakarta - Kabar duka datang dari Surabaya, kemarin (13/5) hingga tadi pagi (14/5) ada teror bom bunuh diri di beberapa tempat. Hiks, sedih ya Bun, ditambah lagi, korbannya ada yang anak-anak.

Terkait dengan ledakan bom di Surabaya, kita semua tahu bahwa bunyi ledakan bom pastinya sangat keras. Tentunya bagi siapapun yang terpapar akan ada risiko kerusakan pendengaran. Bagaimana jika ini terjadi pada anak-anak dan bayi?

Menurut dr Melisa Anggraeni MBiomed SpA, suara yang lebih dari 100 dB seperti suara ledakan bom, suara mesin pesawat jet, suara tembakan, suara pesawat tinggal landas, atau suara konser yang sangat kencang, bisa merusak telinga seketika. Suara mesin pabrik yang berkisar antara 90-100 db juga bisa merusak telinga dalam waktu kurang dari 1 jam.



Lalu, berapa sih batasan suara yang dapat ditoleransi oleh bayi? Batasannya yaitu kurang dari 50 dB atau setara dengan suara orang bercakap-cakap normal, Bun. Paparan suara terus menerus juga memiliki dampak jangka panjang pada bayi. Pajanan bising di atas 50 dB selama lebih dari 10 jam memiliki dampak buruk pada bayi.

"Jadi kalau kita ngobrol lebih dari 10 jam di deket bayi, juga ada efek jangka panjangnya. Beberapa efek yang dapat terjadi adalah stres. Bayi yang mendapatkan tingkat kebisingan yang tinggi akan mengalami stres sehingga akan lebih rewel dan kualitas tidurnya rendah sehingga perkembangan otak menjadi terganggu," kata dr Melisa kepada HaiBunda.

Kata dr Melisa karena tidur yang kurang berkualitas dan stres, kalori yang digunakan juga bertambah sehingga berat badan bayi nggak bisa optimal dan tumbuh kembangnya berisiko terganggu.

"Selain itu, bayi yang mendapatkan paparan bising yang lebih dari 50 dB dalam jangka panjang akan memgalami gangguan pendengaran. Gejala awal gangguan pendengaran biasanya tidak terdeteksi awal oleh orang tua, sampai anaknya mengalami keterlambatan bicara. Ketika usia 2-3 tahun baru orang tua akan membawa ke dokter spesialis, kemudian baru diketahui bahwa anaknya mengalami gangguan pendengaran," tutur dr Melisa

Pertolongan pertamanya seperti apa? Jika kasusnya seperti berada di konser, sebaiknya langsung menutup telinga bayi, bisa dengan penutup telinga seperti earmuff atau dengan earplug. Kemudian segera bawa ke dokter spesialis THT untuk dicek telinganya.

Efeknya nggak main-main ya, Bun. Yang jelas, mari kita semua berdoa yang terbaik untuk para korban ledakan bom di Surabaya beserta seluruh warga.

(aci/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda