Bedford, New York -
Nggak sedikit orang tua yang merupakan public figure mengarahkan sang anak agar terjun ke dunia hiburan. Atau memang, si anak yang pengen jadi artis, Hmm, tapi kayaknya ini nggak berlaku buat aktor asal Kanada, Ryan Reynolds.
Dalam salah satu wawancaranya di televisi, Ryan Reynolds berbagi cerita bahwa dia nggak ingin anak-anaknya ikut terjun di dunia akting, apalagi ketika masih kecil gini. Ryan bilang ini karena dia dan istrinya sudah berkecimpung di dunia akting sejak lama dan kegiatan itu sangat melelahkan.
"Ya sebagian besar karena saya melawan penyiksaan anak," kata
Ryan Reynolds dengan nada bercanda seperti dilansir People.
Aktor yang lagi gencar promo film terbarunya 'Deadpool 2' ini emang doyan banget bercanda, Bun. Tapi soal masa depan anaknya, walaupun terdengar seperti candaan, intinya Ryan nggak ingin anak-anaknya yang masih kecil masuk industri hiburan karena ia tahu dunia industri punya banyak tujuan yang 'gila'.
Ryan juga nggak mau anaknya terjebak di industri hiburan, apalagi dalam usia sekecil ini. Selain itu Ryan dan Blake juga ingin menjaga privasi anak-anaknya. Ayah dua anak ini memberikan jalan lain untuk anak-anaknya menjadi kreatif tanpa tekanan dari dunia industri yang menghantui setiap gerakan mereka.
"Saya tidak mengerti kenapa ada orang yang mau mengikutsertakan anak-anaknya dalam bisnis industri ini. Ya akting itu bagus, tapi mungkin bisa dipilih sekolah teater atau semacamnya," papar pemain Deadpool 1 dan 2 ini.
Ryan Reynolds nggak mau anak-anaknya masuk industri hiburan karena kasih sayangnya sebagai seorang ayah untuk si kecil. Di luar penampilannya yang kocak dan suka bercanda, sebenarnya ia orang yang sangat sentimental lho, Bun.
"Saya selalu sentimental sejak kecil. Saya hanya ingin yang terbaik untuk anak-anak dan itu termasuk tidak menjadikan mereka pusat perhatian pada usia yang sangat dini," kata ayah dari Inez dan James ini pada US Weekly.
Setiap orang tua memang ingin memberikan yang terbaik pada anaknya supaya mereka bisa menjadi seseorang yang sukses, berhasil, dan cakap nantinya. Namun, tak jarang keinginan seperti itu justru membuat orang tua tak sadar sering memaksakan kehendaknya. Padahal
anak bukan 'cetakan' orang tuanya.
"Anak bukan orang dewasa kecil atau miniatur orang tua. Sebab, banyak orang tua yang berpikiran bahwa kriteria anak yang baik adalah yang menurut. Sudahkan Anda lihat anak sebagai bocah dan bukan cetakan orang tua?" kata psikolog Tika Bisono dikutip dari detikhealth.
Menurut Tika, sama halnya seperti istri atau suami pasti tidak mungkin menjadi 'cetakan' dalam artian menjadi seperti apa yang dimau oleh pasangannya, begitu juga dengan anak. Oleh karena itulah, orang tua sebaiknya tidak memaksakan kehendaknya pada anak, termasuk ketika anak sedang mengerjakan sesuatu.
Pemaksaan kehendak seperti itu, sebut Tika, bisa membuat kreativitas
anak terhambat, membuat anak mengalami gangguan misalnya bertindak seenaknya, cenderung melawan pada orang lain, dan tidak percaya diri.
(rdn)