Kayseri, Turki -
Berpuasa di negeri sendiri kadang banyak tantangannya apalau
berpuasa di negeri orang ya, Bun. Sudah jelas ada perbedaan di segala aspek mulai dari perbedaan waktu, hidangan hingga budayanya.
Seorang ibu di Turki, Kristin Nurmaya Oezer berbagi pengalamannya dengan HaiBunda tentang bagaimana mengajarkan anak-anaknya berpuasa di bulan Ramadan.
"Caranya ya dengan membiasakan anak-anak untuk turut berpuasa, tidak memaksakan tapi diajak mencoba sebisa mungkin. Alhamdulillah anak pertama Aisha Nursalva Oezer yang sekarang umurnya hampir 11 tahun sudah kuat berpuasa full dari dua tahun lalu," tutur Kristin.
Tapi, anak keduanya Salim Oezer yang berumur 8 tahun masih puasa sampai 15.00-16.00 waktu setempat. Kristin mengaku anak keduanya emang doyan banget makan. Jadi, kalau Salim bisa puasa sampai jam segitu, udah hebat banget lho Salim. Lagipula Salim kan masih belajar berpuasa ya.
"Untungnya di sekolah juga ada pelajaran agama dan Alquran. Anak-anak yang ikut puasa pun ada, jadi anak-anak nggak kesusahan puasa sendirian," kata Kristin.
Lalu, bagaimana dengan perbedaan durasi puasa di Indonesia dengan di Turki? Di Turki durasi puasa dari jam 03.30-20.00 waktu setempat. Lalu untuk budaya buka puasa di sana, nggak ada istilah takjil seperti kolak.
"Begitu azan berkumandang mereka langsung minum air putıh dan kurma kemudian langsung mulai makan sup sebagai pembuka,lanjut menu utama. Untuk dessert biasanya bersama teh turki dihidangkannya, tergantung keluarga masing-masing. Ada yang sebelum tarawih minumnya ada yang setelahnya," papar Kristin.
Selain hidangan khas Turki, Kristin sebagai ibu dari Indonesia selalu menghidangkan masakan Indonesia untuk keluarganya, Bun. Misalnya, Kristin memasak tumis kangkung saus tiram, telur balado, dan ayam shnitzel.
"Alhamdulillah anak-anak selalu makan apa aja yang dihidangkan, mereka bukan picky eater. Makanan favorit mereka banyak. Kalau favorit suami saya rendang sapi dan sambal cabai ijo," kata Kristin.
Apa tantangan yang paling besar bagi anak-anak dalam menjalankan puasa di Turki? Kata Kristin, untuk Aisha, putri sulungnya itu nggak terlihat kesusahan. Justru selama puasa Aisha malah anteng dan terlihat sabar.
"She loves fasting. Tapi Salim terlihat kesusahan karena durasi
puasa yang lama membuat dia nggak sanggup puasa sampai jam delapan malam," lanjut Kristin.
Bagaimana dengan salat tarawih di sana? Kristin bilang salat tarawih cenderung dimulai lebih malam dan jumlah rakaatnya pun banyak. Selesai tarawih di Turki sekitar pukul 11.30-an malam waktu setempat.
"Malah tahun lalu sampai jam 12 malam. Saya sendiri tarawih lebih memilih di rumah karena anak ketiga, Leyla Yasmin Oezer, masih kecil dan masih minum ASI. Jam-jam segitu biasanya mulai rewel karena ngantuk. Jadi sejauh ini anak-anak belum pernah ikut tarawih di masjid," pungkas Kristin.
(rdn)