Louisiana, AS -
Ketika kita, para orang tua memainkan
handphone (HP) di depan anak pernah nggak memikirkan apa yang ada di benak si kecil? Bukan nggak mungkin mereka sebal bukan main lho, Bun, melihat orang tuanya asyik sendiri dengan handphonenya.
Ya, memang ada juga sih anak yang jadi ikut sibuk dengan HP-nya. Tapi nggak semua anak kayak gitu. Beberapa waktu lalu, seorang guru kelas 2 SD bernama Jen Adams Beason mengunggah PR yang dikerjakan muridnya. Jen menyuruh muridnya menulis sesuatu yang diharapkan nggak pernah ada. Dari 21 murid, 4 di antaranya menulis tentang penggunaan HP.
"Aku sebal dengan HP ibuku dan aku harap ibu nggak pernah punya itu. Sebuah ponsel kadang bisa jadi sesuatu yang buruk. Aku nggak suka HP itu karena orang tuaku sibuk dengan HP-nya setiap hari," begitulah tulisan salah satu murid Jen.
Di tulisan tersebut, murid Jen juga membuat gambar HP dengan tanda silang diikuti wajah anak perempuan yang sedih, Bun. Hiks. Saya jadi berpikir pasti anak itu sedih banget deh ketika orang tua sibuk dengan HP-nya dan dia merasa dicueki. Apa yang diunggah Jen mendapat respons positif dari pengguna Facebook.
"Ya, saya sering perhatikan ketika saya dan anak saya bermain kemudian HP saya berbunyi, setelah menyelesaikan urusan dengan
HP itu, anak saya kelihatan kecewa. Itu bikin saya sedih. Setelahnya kami sepakat ketika bermain maka nggak ada yang bisa mendistraksi kami," tulis seorang pengguna bernama Beau Stermer dikutip dari BBC.
Secara nggak sadar, sering banget ya, Bun, orang tua sibuk dengan HP-nya sendiri. Sebuah survei internasional di tahun 2015 menemukan 32 persen anak merasa diabaikan ketika orang tuanya sibuk nonton TV, membalas email, memainkan HP atau bermain media sosial. Psikolog Catherine Steiner-Adair juga pernah mewawancarai 1.000 anak dan menanyakan perasaan mereka saat orang tuanya main HP.
Sedih, marah, sendirian jadi perasaan yang mereka alami ketika melihat ayah atau ibunya sibuk main HP, Bun. Hiks, sedih banget ya. Kepada NPR, Catherine bilang bahkan anak-anak itu ada yang sampai melempar HP orang tuanya ke toilet atau menyembunyikannya supaya bunda atau ayahnya nggak sibuk lagi main HP.
Psikolog anak dan keluarga dari Tiga Generasi Anna Surti Ariani yang akrab disapa Nina bilang ketika kita sedang bersama anak memang perlu dibuat kesepakatan tentang penggunaan HP. Misalnya, saat main sama anak nggak ada waktu untuk pegang HP sama sekali. Atau, ketika khawatir ada panggilan darurat, kita bisa buat kesepakatan ke anak kalau ada urusan yang memang mendesak, orang tuanya ini terpaksa harus memegang HP.
"Tapi ingat, dalam melakukan ini kita mesti konsisten ya. Atau misalnya terapkan saat makan bersama, di waktu makan malam kita nggak ada nih yang pegang
handphone. Dengan begitu akan tercipta waktu berkualitas dengan keluarga," ujar Nina.
(rdn)