Jakarta -
Di hari pertama Lebaran kemarin, anak-anak mendapat
angpau dari saudara dan kerabat. Nah, ketika dihitung-hitung, ternyata angpau yang diterima si adik nggak sebanyak kakaknya. Adik pun sedih karenanya.
Gara-gara baper, adik pun merasa kurang disayang oleh keluarga dan kerabat. Hiks, Nak, besaran
angpau nggak berbanding lurus dengan sayang kok.
Lalu gimana ya saat si kecil sedih karena hal ini? Meskipun kita merasa si kecil lebai, tapi tahan diri ya, Bun, untuk berkata cepat-cepat, "Ah kamu gitu aja cemburu, sudahlah terima saja,". Begitu saran dari psikolog Aurora Lumban Toruan.
"Perlu untuk meluangkan waktu untuk berdiskusi atau mendengar secara aktif, mendengarkan perasaan anak, dan memberikan tanggapan dengan positif," sambung Aurora.
Kita bisa juga mengatakan pada anak untuk lebih bersyukur karena dalam momen ini bisa merayakan Idul Fitri dalam keadaan sehat dan penuh kebersamaan. "Beri penjelasan bila memang mengetahui) mengapa jumlahnya angpaunya berbeda dengan bahasa konsep yang sudah bisa dimengerti," imbuhnya.
Lalu uang angpaunya dipegang orang tua atau dipercayakan pada anak saja penggunaannya? Kata Aurora, hal itu tergantung usia dan perkembangan anak. Dengan begitu kita bisa mempertimbangkan seberapa besar jumlah yang sudah bisa dipercayakan dalam keseharian pada anak.
"Memang perlu didiskusikan sejak awal, bila memiliki uang dalam jumlah besar perlu ditabung, atau dapat dimanfaatkan untuk hal-hal tertentu," ucap Aurora.
Sebaiknya, lanjutnya, orang tua memang perlu memiliki catatan tersendiri untuk jumlah uang yang diperoleh anak dari acara-acara keluarga. Catatan tersebut antara lain menyangkut aspek keamanan penyimpanan uang.
Kita perlu juga menegaskan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dibeli menggunakan uang yang dimiliki anak, dengan penjelasan tentang alasannya. Ini untuk menghindarkan anak membeli barang berbahaya dengan uang tersebut, misalnya saja membeli petasan.
(Nurvita Indarini)