Jakarta -
Meskipun namanya
susu kental manis, tapi sebenarnya kandungan utamanya bukanlah protein seperti kebanyakan susu sapi. Susu kental manis lebih terasa manisnya karena mengandung banyak gula. Bolehkah diberikan pada anak yang sudah lulus ASI?
Situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan dari prosesnya
susu kental manis memiliki kandungan protein yang rendah. Susu kental manis juga diberi gula tambahan yang menyebabkan kadar gulanya tinggi.
Nah, kadar gula tambahan pada makanan untuk anak yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015 adalah kurang dari 10 persen total kebutuhan kalori.
Susu kental manis sebaiknya tidak dikonsumsi oleh balita. Kita harus memilah dan harus terlebih dahulu melihat kandungan nutrisi setiap porsinya.
"Kesimpulannya, susu kental manis tidak boleh diberikan pada bayi dan anak, karena memiliki kadar gula yang tinggi, dan kadar protein yang rendah," tulis dr Bagus Budi di situs IDAI.
Nah, pada anak usia di bawah 1 tahun, susu yang dianjurkan adalah air susu ibu (ASI). Apabila ASI tidak dapat diberikan, pilihan susu yang dapat diberikan adalah ASI donor yang telah terjamin higienis dan keamanannya.
Jika kita tidak mendapatkan ASI donor, maka pilihan selanjutnya adalah susu formula untuk bayi dan anak. Susu formula merupakan susu sapi yang telah dimodifikasi.
Pada anak usia di atas 1 tahun, konsumsi jenis makanan si kecil sama seperti pada orang dewasa. Pemberian susu maksimal 30 persen dari total kebutuhan kalori, dan 70 persen sisanya seharusnya diberikan berupa makanan padat.
Susu di dalam konteks makanan anak usia batita dan balita adalah sebagai sumber kalsium dan sumber protein dengan asam amino esensial yang lengkap.
"Untuk anak berusia di atas 1 tahun, selain ASI dapat mengonsumsi susu sapi yang sudah dipasteurisasi atau UHT atau susu formula pertumbuhan," sambung dr Bagus Budi.
(nwy)