Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Obat Lambung Ranitidin Ditarik BPOM, Simak Bahayanya Selain Kanker

Ratih Wulan Pinandu   |   HaiBunda

Senin, 07 Oct 2019 16:28 WIB

Obat lambung ranitidin ditarik dari pasaran karena dianggap berbahaya dan dapat menyebabkan kanker. Simak ulasan selengkapnya!
Bahaya ranitidin/ Foto: iStock
Jakarta - Bunda, sering mendengar obat lambung Ranitidin? Beberapa hari lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan perintah untuk menarik Ranitidin dari pasaran.

Dalam Instagram resminya, BPOM menjelaskan bahaya salah satu kandungan Ranitidin yang dikhawatirkan dapat menyebabkan kanker. Pada tanggal 13 September 2019, US Food and Drug Administration (US FDA) dan European Medicine Agency (EMA) mengeluarkan peringatan tentang adanya temuan cemaran kandungan N-Nitrosodiethylamine (NDMA) dalam jumlah yang relatif kecil pada sampel produk Ranitidin.

"Dimana NDMA merupakan turunan zat Nitrosamin yang dapat dibentuk alami," tulis BPOM dalam keterangannya.

Padahal, BPOM telah mengeluarkan izin obat tukak lambung dan tukak usus itu sejak tahun 1989. Mereka mengklaim telah melakukan serangkaian kajian yang menyangkut evaluasi keamanan, khasiat, dan mutu. Hingga kemudian studi global memutuskan nilai ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan adalah 96 ng/ hari.

Cemaran NDMA akan bersifat karsinogenik jika dikonsumsi di atas ambang batas secara terus menerus, dalam jangka waktu lama. Sampai sejauh ini, BPOM sendiri mengatakan sedang melakukan pengambilan dan pengujian beberapa sampel produk ranitidin.

Bahaya ranitidin selain kanker/ Foto: iStock

Hasil uji sebagian sampel mengandung cemaran NDMA dengan jumlah yang melebihi batas yang diperbolehkan. Sehingga diputuskan untuk melakukan pengujian dan kajian risiko lanjutan terhadap seluruh produk yang mengandung ranitidin.

Atas dasar kajian tersebut, akhirnya BPOM memerintahkan melakukan penghentian produksi dan distribusi, serta melakukan penarikan kembali seluruh produk dari peredaran. Sedangkan bagi masyarakat yang mengetahui lebih lanjut tentang terapi pengobatan menggunakan ranitidin, diharap segera menghubungi dokter atau apoteker.

Enggak cuma di Indonesia, ABC News melaporkan kalau sejak akhir September lalu berbagai negara di seluruh dunia membatasi penjualan obat-obatan yang terbuat dari ratinidin. Alasannya kurang lebih sama, karena dianggap mengandung N-nitrosodimethylamine (NDMA) pada tingkat rendah. NDMA diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogen manusia (zat yang dapat menyebabkan kanker) berdasarkan hasil dari tes laboratorium.

Ranitidin merupakan obat penghambat asam lambung yang sangat umum dijual bebas dan bayak diresepkan pada anak-anak hingga orang tua.

"NDMA bertindak sebagai karsinogen karena memodifikasi DNA Anda," ungkap Dr. William Mitch, seorang profesor teknik sipil dan lingkungan dan pakar air limbah di Stanford University.

Seorang sepesialis layanan pelanggan di Sandoz menambahkan, NDMA telah terbukti meningkatkan risiko kanker dalam percobaan pada hewan. Namun belum ada bukti konsisten mengenai seberapa banyak zat ini berpotensi meningkatkan risiko kanker pada manusia.

Bunda, ada beberapa cara alami nih untuk meredakan sakit kepala.

[Gambas:Video Haibunda]



Lalu bagaimana dengan kandungan obat Ranitidin yang diberikan pada anak-anak atau bayi? "Kami tidak tahu pasti," jawab Mitch.

Dia hanya memastikan bahwa enzim dalam tubuh bereaksi dengan Ranitidine dalam menciptakan NDMA. (rap/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda