parenting
Tantangan Membesarkan 'Kids Jaman Now' dan Kelelahan Ortu
Minggu, 08 Jul 2018 17:07 WIB
Washington DC -
Bunda pernah merasa membesarkan anak-anak zaman sekarang rasanya lebih sulit nggak? Saya sendiri sering banget mendengar orang bilang membesarkan anak-anak saat ini lebih sulit ketimbang generasi sebelumnya. Sebenarnya apa yang membuat semakin sulit?
Ada beberapa alasan, Bun, salah satunya itu adalah kehadiran media sosial. Tapi, masalah utama sebenarnya adalah tantangan yang datang ketika kedua orang tua bekerja, masalah keamanan sekolah, dan meningkatnya prevalensi masalah kesehatan emosional perilaku dan mental anak-anak.
Nah, faktor-faktor itulah yang berkontribusi pada parental burnout. Apa itu? Dilansir Fatherly, parental burnout adalah kondisi ketika orang tua mulai merasakan kinerja mereka nggak oke dan mengalami kelelahan serta tekanan di tiga bidang yakni pekerjaan, pernikahan, dan membesarkan anak.
Sebuah survei yang dilakukan BPI Network mewawancarai 2.000 orang tua. Hampir 90 persen orang tua mengaku menderita dengan beberapa tingkat kelelahan. Sebanyak 14 persen mengatakan mereka sering mengalami kelelahan sedangkan 34 persen mengaku kadang-kadang saja kelelahan. Nah, cuma 21 persen orang tua yang menyatakan mereka baik-baik saja.
"Sebanyak 40 persen responden mengakui tingkat kelelahannya berpengaruh pada kehidupan mereka. Sekitar 33 persen responden mengalami frustrasi ekstrem ketika menyelesaikan tugas pengasuhan, sementara 29 persen mengatakan mereka tidak menjadi orang tua seperti yang mereka inginkan. Hampir seperempat responden yang disurvei mengatakan kelelahan konstan sebagai masalah sehari-hari," kata salah satu tim.
Tapi, apa saja yang menjadi penyebab orang tua merasa lelah? Menurut survei, penyebab utamanya adalah kurangnya kerja sama dari anak-anak atau remaja (33 persen), tekanan dan kelelahan dari tempat kerja dan rumah (29 persen), kemudian tekanan keuangan (29 persen).
Selain itu Bun, banyak orang tua yang merasa ada hambatan khusus di antara mereka dalam pengasuhan yang sehat dengan munculnya media sosial (29 persen), orang tua yang bekerja (27 persen), dan disfungsi emosional dan perilaku.
Sayangnya Bun, ketiga hambatan itu sangat baru sehingga banyak responden tidak tahu bagaimana mencari nasihat dari orang tua mereka sendiri. Ya karena orang tua mereka juga jarang berurusan dengan masalah serupa ketika membesarkan anak-anaknya, bahkan 30 tahun yang lalu.
Memang membesarkan anak saat ini penuh tantangan ya Bun, dan survei ini menguraikan cara apa yang bisa orang tua lakukan untuk mengurangi efek kelelahan. Untuk mengatasi kelelahan yang dialami, 34 persen responden meluangkan waktu untuk diri sendiri, 33 persen mencoba mengubah gaya pengasuhan, dan 26 persen meningkatkan latihan dan aktivitas fisik untuk mengelola stres.
Apalagi pada ibu, jika mereka bekerja plus harus mengurus tugas rumah tangga serta anak-anak stres sampai depresi lebih rentan dialami, Bun. Psikolog klinis dari Klinik TigaGenerasi, Sri Juwita Kusumawardhani MPsi, Psikolog mengungkapkan kelelahan secara fisik yang disertai dengan tidak adanya aktivitas menyenangkan untuk membuat bahagia, serta minimnya dukungan dari orang-orang terdekat, sangat mungkin membuat orang merasa stres.
"Seringkali stres tidak dirasa. Namun, sudah memengaruhi kondisi fisik di mana muncul keluhan-keluhan fisik seperti mag, susah tidur dan gatal-gatal," kata wanita yang akrab disapa Wita ini dalam wawancara dengan detikHealth.
Agar ibu tidak mudah stres, Wita menekankan peran suami amat penting. Sehingga, tak ada salahnya ibu mendiskusikan pembagian tugas rumah dengan pasangan. Selain itu, suami bisa menunjukkan dukungan dengan melakukan hal-hal kecil seperti memberi kata-kata pujian atau semangat, hadiah, memberikan pijitan, atau mendengar keluh kesah sang istri.
(rdn/nwy)
Ada beberapa alasan, Bun, salah satunya itu adalah kehadiran media sosial. Tapi, masalah utama sebenarnya adalah tantangan yang datang ketika kedua orang tua bekerja, masalah keamanan sekolah, dan meningkatnya prevalensi masalah kesehatan emosional perilaku dan mental anak-anak.
Nah, faktor-faktor itulah yang berkontribusi pada parental burnout. Apa itu? Dilansir Fatherly, parental burnout adalah kondisi ketika orang tua mulai merasakan kinerja mereka nggak oke dan mengalami kelelahan serta tekanan di tiga bidang yakni pekerjaan, pernikahan, dan membesarkan anak.
Sebuah survei yang dilakukan BPI Network mewawancarai 2.000 orang tua. Hampir 90 persen orang tua mengaku menderita dengan beberapa tingkat kelelahan. Sebanyak 14 persen mengatakan mereka sering mengalami kelelahan sedangkan 34 persen mengaku kadang-kadang saja kelelahan. Nah, cuma 21 persen orang tua yang menyatakan mereka baik-baik saja.
"Sebanyak 40 persen responden mengakui tingkat kelelahannya berpengaruh pada kehidupan mereka. Sekitar 33 persen responden mengalami frustrasi ekstrem ketika menyelesaikan tugas pengasuhan, sementara 29 persen mengatakan mereka tidak menjadi orang tua seperti yang mereka inginkan. Hampir seperempat responden yang disurvei mengatakan kelelahan konstan sebagai masalah sehari-hari," kata salah satu tim.
Tapi, apa saja yang menjadi penyebab orang tua merasa lelah? Menurut survei, penyebab utamanya adalah kurangnya kerja sama dari anak-anak atau remaja (33 persen), tekanan dan kelelahan dari tempat kerja dan rumah (29 persen), kemudian tekanan keuangan (29 persen).
Selain itu Bun, banyak orang tua yang merasa ada hambatan khusus di antara mereka dalam pengasuhan yang sehat dengan munculnya media sosial (29 persen), orang tua yang bekerja (27 persen), dan disfungsi emosional dan perilaku.
Sayangnya Bun, ketiga hambatan itu sangat baru sehingga banyak responden tidak tahu bagaimana mencari nasihat dari orang tua mereka sendiri. Ya karena orang tua mereka juga jarang berurusan dengan masalah serupa ketika membesarkan anak-anaknya, bahkan 30 tahun yang lalu.
Memang membesarkan anak saat ini penuh tantangan ya Bun, dan survei ini menguraikan cara apa yang bisa orang tua lakukan untuk mengurangi efek kelelahan. Untuk mengatasi kelelahan yang dialami, 34 persen responden meluangkan waktu untuk diri sendiri, 33 persen mencoba mengubah gaya pengasuhan, dan 26 persen meningkatkan latihan dan aktivitas fisik untuk mengelola stres.
Apalagi pada ibu, jika mereka bekerja plus harus mengurus tugas rumah tangga serta anak-anak stres sampai depresi lebih rentan dialami, Bun. Psikolog klinis dari Klinik TigaGenerasi, Sri Juwita Kusumawardhani MPsi, Psikolog mengungkapkan kelelahan secara fisik yang disertai dengan tidak adanya aktivitas menyenangkan untuk membuat bahagia, serta minimnya dukungan dari orang-orang terdekat, sangat mungkin membuat orang merasa stres.
"Seringkali stres tidak dirasa. Namun, sudah memengaruhi kondisi fisik di mana muncul keluhan-keluhan fisik seperti mag, susah tidur dan gatal-gatal," kata wanita yang akrab disapa Wita ini dalam wawancara dengan detikHealth.
Agar ibu tidak mudah stres, Wita menekankan peran suami amat penting. Sehingga, tak ada salahnya ibu mendiskusikan pembagian tugas rumah dengan pasangan. Selain itu, suami bisa menunjukkan dukungan dengan melakukan hal-hal kecil seperti memberi kata-kata pujian atau semangat, hadiah, memberikan pijitan, atau mendengar keluh kesah sang istri.
(rdn/nwy)