
parenting
5 Kesalahan Orang Tua yang Diam-diam Menghambat Kemandirian Anak
HaiBunda
Jumat, 18 Jul 2025 19:00 WIB

Daftar Isi
Mengantar anak ke sekolah atau menitipkan anak saat playdate seharusnya menjadi waktu istirahat bagi Bunda. Namun kenyataannya, momen-momen ini sering kali berubah jadi drama ketika anak tak mau lepas dan terus menempel.
Sedikit rasa lengket sebenarnya hal yang wajar dalam proses tumbuh kembang Si Kecil. Namun, Bunda perlu tahu bahwa beberapa sikap orang tua justru bisa memperparah situasi ini tanpa disadari.
Psikolog Anak dan Remaja, Ashley Harlow, Ph.D. menyebutkan bahwa anak usia prasekolah memang cenderung lebih lengket. Mereka biasanya membutuhkan lebih banyak dukungan dan kedekatan emosional dari orang tua.
"Mereka mencari dukungan dan kepastian dari orang tua saat merasa cemas atau menghadapi situasi tak terduga," ujarnya dikutip dari Fatherly.
Tidak ada cara instan untuk membuat anak langsung mandiri. Namun, menghindari beberapa kebiasaan pengasuhan yang salah bisa jadi langkah awal agar anak tak terus-terusan menempel dan susah lepas dari Bunda.
Mengapa anak bisa terlalu bergantung pada orang tua?
Keterikatan anak dengan orang tua adalah hal wajar dalam tumbuh kembang Si Kecil. Namun, jika terlalu kuat tanpa dorongan kemandirian, anak bisa tumbuh dengan ketergantungan berlebihan.
Mengutip dari Child Mind Institute, anak yang terlalu bergantung biasanya cemas saat berpisah, termasuk saat sekolah atau bermain. Pola asuh yang terlalu protektif, justru bisa memperparah kondisi ini lho, Bunda.
Anak yang terbiasa selalu dibantu dalam segala hal bisa merasa cemas saat harus melakukan sesuatu sendiri. Mereka jadi ragu mengambil inisiatif karena terbiasa bergantung pada arahan orang tua.
Bunda perlu tahu, kebiasaan seperti ini bisa membuat Si Kecil sulit berkembang secara emosional. Anak jadi kurang percaya diri dan mudah panik saat menghadapi situasi baru tanpa pendampingan Bunda.
5 kesalahan orang tua yang diam-diam menghambat kemandirian anak
Berikut kesalahan-kesalahan orang tua yang diam-diam dapat menghambat anak menjadi mandiri seperti dikutip dari berbagai sumber:
1. Membiarkan anak lapar atau lelah
Dikutip dari laman Fatherly, anak yang lapar atau kurang tidur cenderung lebih rewel dan sulit tenang, apalagi saat berpisah dari orang tua. Hal-hal sederhana seperti ini bisa membuat mereka menempel terus dan tidak ingin lepas.
"Anak-anak yang lebih kecil akan lebih sulit mengatur emosinya saat mereka lapar atau mengantuk," jelas Harlow.
"Jadi jika semalam tidurnya buruk, kemungkinan mereka akan lebih rewel dan lengket karena toleransi stresnya menurun," lanjutnya.
Anak merasa bahwa Bunda adalah tempat paling aman saat tubuhnya sedang tidak nyaman. Jadi, Bunda perlu memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi, sebelum berharap anak bisa tenang dan mandiri.
Bunda bisa meminimalisir drama perpisahan dengan menjadwalkan waktu makan dan tidur secara teratur. Jika malam sebelumnya anak kurang tidur, memberi waktu istirahat di siang hari bisa jadi solusi praktis.
2. Merespons karena rasa malu
Saat anak bersikap lengket di rumah, mungkin masih bisa ditoleransi. Namun ketika itu terjadi di tempat umum, rasa malu sering kali membuat Bunda jadi tidak sabar dan merespons secara emosional.
Terkadang, banyak orang tua yang menjanjikan hal-hal tidak realistis hanya untuk menenangkan anak sesaat. Misalnya mengatakan akan segera kembali padahal tidak.
Sayangnya, kebiasaan ini bisa merusak kepercayaan anak. Akibatnya, mereka justru semakin sulit untuk dilepas.
"Penting bagi orang tua untuk punya kesadaran diri dalam merespons perilaku anak. Merespons karena cemas atau tekanan dari pandangan orang lain biasanya tidak produktif," kata Harlow.
Alih-alih marah, cobalah genggam tangan Si Kecil dengan lembut, pandang mata mereka, dan bantu mereka bernapas perlahan. Cara ini memberi rasa tenang sekaligus mengajarkan anak cara menenangkan diri.
3. Saat anak diabaikan, kemandiriannya justru terhambat
Menghadapi anak yang lengket memang butuh kesabaran ekstra, Bunda. Bahkan Psikolog Ashley Harlow pun mengakui dirinya pernah mengambil keputusan bukan karena logika, tapi karena rasa lelah yang menumpuk.
"Dengan anak saya yang berusia 2 tahun, saya sering melakukan kesalahan karena terlalu sibuk, bukan karena mempertimbangkan dengan tenang sebagai seorang psikolog," ujarnya.
Tidak memberikan perhatian dan terlalu cuek, tentu ini bisa memperkuat kelengketan anak pada orang tua. Bunda bisa mencoba sistem imbalan kecil sebagai cara membangun kemandirian secara bertahap.
Misalnya, beri pujian atau hadiah kecil saat anak berhasil melakukan perpisahan tanpa drama. Namun, terkadang satu-dua menit perhatian penuh saja sudah cukup meredam rasa anak ingin menempel.
"Berdasarkan pengalaman saya di klinik dan di rumah, kalau saya duduk sebentar sambil memangku anak, rasa haus akan perhatian itu terpenuhi. Setelah itu, saya bisa menurunkannya dan ia akan lebih mandiri," kata Harlow.
4. Terlambat mengatasi perilaku lengket
Wajar jika anak sesekali ingin terus bersama orang tuanya. Tapi jika sikap lengket itu terus bertahan hingga mengganggu aktivitas, Bunda perlu mulai waspada.
Psikolog Ashley menyarankan agar Bunda jeli melihat tanda-tanda bahwa kelengketan anak sudah mulai menghambat perkembangan. Apalagi, jika anak sudah sekolah beberapa minggu tapi masih enggan untuk ditinggal.
"Ketika anak bertambah usia, bisa jadi mengkhawatirkan jika kelengketan mengganggu kemampuan mereka berfungsi dalam berbagai konteks," katanya.
"Misalnya, jika enam minggu setelah sekolah dimulai, anak masih menolak pergi ke sekolah dan tidak mau turun dari mobil, itu bisa jadi tanda kecemasan berpisah," lanjutnya.
5. Terlalu protektif bisa menghambat kemandirian anak
Meski terlihat seperti bentuk kasih sayang, sikap orang tua yang terlalu protektif justru bisa membawa dampak sebaliknya. Alih-alih membuat anak merasa aman, perlakuan ini dapat memicu rasa tidak percaya diri dan ketergantungan berlebih.
Anak terus dijauhkan dari tantangan yang sesuai dengan usianya, mereka kehilangan kesempatan untuk belajar mengatasi masalah. Hal ini membuat mereka merasa tidak mampu menghadapi kesulitan sendiri.
Mengutip dari penelitian Bayer JK, Sanson, dan Hemphill pada 2006 bahwa pola asuh yang terlalu protektif bisa membuat anak sulit belajar mandiri dan kurang percaya diri. Lantaran tak pernah merasakan gagal, Si Kecil jadi mudah merasa cemas saat menghadapi hal baru.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
9 Kesalahan Orang Tua Penyebab Anak Manja Menurut Pakar

Parenting
CEO Perusahaan Sains di Dunia Ungkap Kesalahan Orang Tua kepada Anak, Ternyata...

Parenting
5 Perkembangan Sosial dan Kemandirian Anak Usia 2-3 Tahun, Perhatikan Bun!

Parenting
7 Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak ketika Melakukan Kekeliruan

Parenting
Mudah Diterapkan, Cara Membuat Anak Mau Pakai Baju Sendiri


8 Foto
Parenting
Kocak! Ini Perbedaan antara Bunda dan Ayah Saat Mengasuh Anak
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda