Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ini Dampak Jika Orang Tua Sebar Video Ketika Menghukum Anak

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 17 Jul 2018 08:52 WIB

Orang tua menghukum anak dengan memvideokan dan mengunggahnya di internet, bisa jadi ingin membuat anak jera. Tapi apa dampaknya?
Ilustrasi menghukum anak/ Foto: thinkstock
Jakarta - Belakangan ini seperti sedang tren video orang tua sedang menghukum anak-anak dan direkam. Mungkin maksud orang tua untuk menunjukkan pada anaknya cara berdisiplin. Tapi sebagai orang tua, menurut saya itu nggak oke, Bun, bahkan mengerikan. Anak-anak tetaplah anak-anak yang cara berpikirnya belum sama seperti orang dewasa. Ya nggak, Bun?

Misalnya, ada seorang anak yang dihukum berlari ke sekolah di tengah hujan sementara sang ayah mengemudi mobil di belakang sang anak. Atau, karena anak bertingkah orang tua membanting laptop dan game konsol si anak. Nah, semua kejadian itu direkam lalu diunggah di dunia maya, Bun. Duh. Menurut parenting coach Sue Atkins, mempermalukan anak di internet adalah hal yang aneh.

"Mereka melakukan ini untuk siapa dan mengapa? Ini nggak mendatangkan keuntungan untuk anak. Kenapa orang tua nggak memilih bicara dengan anak lalu mengajari mereka tanpa harus menyebarluaskan apa kesalahan anak dan hukuman yang diberi. Orang tua seperti ini umumnya nggak akan dihormati oleh anak-anak mereka," tutur Sue dikutip dari Spring Field Daily Record.

Sedangkan, psikolog anak Karyl McBride bilang ketika orang tua menghukum anak dengan memarahi anak lalu merekam video yang diunggah ke internet, nggak akan ada ikatan yang dekat antara orang tua dan anak. Kemudian, anak bisa tumbuh dengan pemikiran bahwa dia adalah orang jahat.



"Anak-anak nggak akan percaya pada kita orang tuanya dan anak selalu merasa dia adalah orang yang buruk dan sudah pasti ini nggak baik untuk perkembangan anak," ujar Karyl seperti dilansir BBC.

Bahkan, pakar keluarga Dr Gail Gross mengatakan itu sama aja kekerasan orang tua pada anak lho, Bun. Menurut Gail, orang tua seharusnya memperbaiki tingkah laku anak mereka dengan cara yang aman. Nah, ketika orang tua mempermalukan anak di internet dengan merekam saat mereka dihukum, apa sih dampaknya?

Ilustrasi orang tua menghukum anakIlustrasi orang tua menghukum anak /Foto: Thinkstock


Kata Gail, anak bisa merasa harga dirinya rendah, cemas, bahkan bukan nggak mungkin dia akan trauma. Parahnya, ketika apa yang dilakukan anak disebar di internet, ada kemungkinan predator anak 'memangsa' si kecil, Bun. Soalnya, Gail bilang predator anak akan menjadikan anak yang harga dirinya rendah dan minder sebagai target.

"Dengan menunjukkan bagaimana mereka menghukum anaknya lalu disebarkan via online, justru terlihat si orang tua kurang dewasa. Ingat, anak adalah anak. Dia tidak memiliki keterampilan mengatasi apa yang kita lakukan. Anak perlu orang tua untuk memberi panduan bagaimana menyelesaikan masalah," kata Gail.

Ketika anak melakukan kesalahan, Gail menyarankan beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua yaitu:
1. Ajak anak ngobrol tentang apa yang dia lakukan. Ambil waktu ketika sedang santai dan nggak dalam suasana formal
2. Beri kesempatan anak bicara dan jadilah pendengar yang aktif
3. Tatap mata anak saat dia bicara
4. Utarakan apa yang kita rasa, tapi jangan membela diri kita
5. Puji anak ketika dia melakukan hal positif
6. Buat konsekuensi untuk perilaku negatif yang sudah disepakati

Pola Asuh Otoriter Penyebab Anak Sering Bertingkah?

Menurut psikolog perkembangan, Diana Baumrind, orang tua yang otoriter memiliki harapan yang terlalu tinggi tapi dia menawarkan sedikit dorongan atau penanganan emosional untuk anaknya. Dengan kata lain, orang tua otoriter biasanya menghukum dengan kasar dan sewenang-wenang lalu membuat anak patuh tanpa ada kesepakatan sebelumnya.

Selama setengah abad terakhir, pola asuh otoriter sudah diteliti dan hasilnya buruk buat anak-anak. Pola asuh otoriter berhubungan dengan pemberontakan di saat remaja, rasa rendah diri pada anak yang menjadi penyebab penyalahgunaan obat, serta meningkatkan risiko bunuh diri.

"Di masa dewasa, anak-anak dari orang tua yang otoriter juga berisiko tinggi depresi," tulis Diana.

Hal yang sama juga disampaikan psikolog Alexandra Gabriella yang mengatakan pola asuh otoriter bisa memicu anak stres dan mengalami masalah dengan kejiwaannya di kemudian hari.

"Kekerasan bukan hanya fisik tapi juga verbal ya. Atau misalnya mengabaikan seperti orang tua yang berpikir 'terserah lu mau ngapain gue nggak peduli' saja, anak dapat merasa dia nggak berharga dan akhirnya stres," kata Alexa kepada detikHealth beberapa waktu lalu.

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda