Jakarta -
Saat
senang, sudah lumrah jika anak menunjukkan ekspresi happy dengan senyum atau tertawa. Eits, tapi gimana kalau anak ekspresinya datar-datar aja? Padahal saat ditanya dia mengaku perasaannya senang.
Kebingungan ini pernah dialami sahabat HaiBunda bernama Meita. Dia bercerita, putranya yang berumur 4 tahun suatu hari diajak ke pasar malam. Nah, di sana, si kecil naik kereta-keretaan, Bun. Meita memperhatikan ekspresi anaknya itu datar banget meski tangannya memutar-mutar kemudi kereta mainan. Sempat terbesit di benak Meita apakah anaknya nggak happy saat naik kereta-keretaan? Padahal si kecil sendiri yang minta naik kereta-keretaan.
"Saya tanya dia senang apa nggak, dia bilang senang. Tapi saya bingung kok mukanya gitu ya. Datar, biasa aja. Dalam hati saya kira dia nggak suka tapi pas ditanya dia bilangnya senang kok," kata Meita.
Hmm, pernah merasa bingung seperti Bunda Meita nggak, Bun? Si kecil mengaku happy tapi saat dilihat ekspresinya datar dan seperti nggak ada rasa senang sedikit pun. Menanggapi hal ini, psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learing Centre Ratih Zulhaqqi bilang ada beberapa individu yang memiliki ekspresi berbeda.
Jadi kata Ratih ketika individu termasuk
anak-anak senang, ada yang excited banget, ekspresinya biasa aja, ekspresif banget atau justru nggak ekspresif. Nah, ekspresi yang ditunjukkan anak ditentukan dengan kebutuhan mereka dan cara membentuk diri, Bun.
"Anak nggak terlalu ekspresif, bisa aja dia nge-freeze karena saking senangnya dan dia nggak mengungkapkan. Atau justru sebaliknya dia nggak tahu senang itu apa atau dia enjoy nggak ya melakukan itu," kata Ratih waktu ngobrol dengan HaiBunda.
Hal terpenting, Bun, kita perlu ajari anak masing-masing ekspresi yaitu marah,
senang, sedih dan gimana mengekspresikannya. Misalnya aja, bisa aja orang yang senang menunjukkan perasaannya dengan tertawa, sekadar senyum atau diam saja. Tapi rasanya nggak mungkin orang menunjukkan rasa marahnya dengan tertawa. Ya nggak, Bun?
(rdn)