Jakarta -
Bunda pernah dengar rinitis? Rinitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi di membran mukosa di dalam hidung atau yang biasa kita kenal pilek. Rinitis merupakan radang selaput hidung yang biasanya disebabkan oleh common colds atau flu dan alergi. Di Indonesia, prevalensi rinitis mencapai 24,3 persen, Bun.
Dokter spesialis anak, dr Darmawan Budi Setyanto, SpA(K), mengatakan pada kasus yang akut, anak dengan rinitis bisa berpotensi mengalami gangguan penyakit penyerta (komorbiditas) lain. Contohnya asma, pembesaran tonsil, dan infeksi telinga atau otitis.
"Penyakit
rinitis apabila dibiarkan akan memengaruhi tumbuh kembang optimal anak, terutama jika rinitis yang dialami berkembang menjadi rhinosinusitis dan komorbiditas lainnya," kata dr Darmawan dalam keterangan tertulis Merck.
Rinitis sangat berpotensi mengganggu anak, Bun. Soalnya, saat mengalami rinitis anak bisa jadi rewel dan sulit tidur. Sehingga kualitas tidur anak dan orang tua pun terganggu. Meski tidak tergolong sebagai penyakit yang mematikan, rinitis dapat mengurangi produktivitas dan kualitas hidup keluarga, sekaligus berpotensi menimbulkan beban ekonomi tambahan.
Dalam kesempatan yang sama dokter spesialis otolaryngology dari Filipina, Prof Chua H Antonio, bilang dalam menangani rinitis, anak perlu diberi terapi yang komprehensif dalam bentuk terapi oral dan topikal.
"Salah satu cara untuk menangani gejala hidung tersumbat adalah dengan diberikannya terapi topikal yang dapat secara singkat atau kurang dari 10 menit langsung memberikan efek hidung lega pada anak melalui pemberian oxymetazoline drop," ungkap Prof Chua.
Dokter spesialis anak, dr Wahyuni SpA(K), menambahkan pentingnya sosialisasi tren cuci hidung pada anak sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit
rinitis.
(rdn)