Jakarta -
Anak gemuk memang lucu dan menggemaskan, tapi jangan sampai jadi
obesitas. Sebab ketika anak obesitas, ada beberapa hal negatif yang rentan dialaminya.
dr Lucie Permana Sari, SpA, menuturkan ada 7 masalah yang rentan dialami anak dengan
obesitas. Hal itu disampaikan dia dalam media gathering yang digelar RS Royal Progress di Up in Smoke Restaurant, RDTX Tower, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (4/8/2018).
Simak 7 masalah yang rentan dialami anak obesitas ya, Bun:
1. Gangguan Fungsi Saluran NapasAnak-anak dengan obesitas rentan mengalami obstructive sleep apnea (OSA) yang merupakan gangguan fungsi saluran napas. Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang serius.
Nah, saat anak mengalami sleep apnea, napasnya berulang kali berhenti saat tidur, Bun. Kondisi ini terjadi karena di leher banyak lemak, kemudian otot tenggorokan sebentar-sebentar rileks sehingga menghalangi jalan napas saat tidur. Mendengkur jadi salah satu tanda sleep apnea.
2. Sindrom MetabolikSindrom metabolik merupakan kumpulan gejala perkembangan penyakit generatif seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
 Jangan Sepelekan, 7 Masalah Ini Rentan Dihadapi Anak Obesitas/ Foto: iStock |
3. Sesak NapasTimbunan lemak membuat anak obesitas rentan mengalami sesak napas. Akibat dari hal ini, aktivitas fisik atau olahraga jadi lebih sulit.
4. Hepatic Steatosis (Fatty Liver)"Ini merupakan penyebab penumpukan lemak di tubuh dan di dalam pembuluh darah," tutur dr Lucie.
5. Pubertas Lebih AwalObesitas bisa mengakibatkan ketidakseimbangan hormonal. Banyak terjadi pada anak perempuan yang obesitas, umumnya anak-anak imi mengalami pubertas lebih awal yang ditandai dengan menstruasi dini.
6. Gangguan Pertumbuhan Tulang dan SendiBerat badan berlebih bisa mengganggu pertumbuhan tulang dan sendi yang sedang tumbuh. Akibatnya, area pertumbuhan tulang bisa rusak dan bisa mencederai tulang.
7. Masalah dalam Interaksi SosialAnak yang mengalami obesitas cenderung mendapat stigma dan kurang diterima di lingkungan sosial seusianya. "Mereka juga cenderung mengalami pandangan negatif, diskriminasi, hingga perilaku bullying," imbuh dr Lucie.
(Nurvita Indarini)