HaiBunda

PARENTING

8 Hal Seputar Vaksin MR yang Sering Ditanyakan dan Jawabannya

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Rabu, 08 Aug 2018 19:30 WIB
Hal-hal Soal Vaksin MR yang Sering Ditanyakan dan Jawabannya (I)/ Foto: Erliana Riady
Jakarta - Selama bulan Agustus sampai September 2018 akan dilaksanakan fase II kampanye imunisasi Measles Rubella (MR). Selama masa kampanye ini, imunisasi MR akan diberikan secara massal tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya, sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara tepat.

Tujuannya, di tahun 2020 Indonesia bisa mencapai eliminasi campak dan rubella ini, Bun. Nah, terkait imunisasi MR ini ada hal-hal yang sering ditanyakan para orang tua. Dirangkum dari berbagai sumber, HaiBunda sajikan beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan tentang imunisasi MR serta jawabannya nih. Yuk simak bersama, Bun.


1. Apa Itu Vaksin MR?


Vaksin MR adalah kombinasi vaksin campak atau Measles dan Rubella untuk perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella.

2. Apakah Vaksin MR Aman?

Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izin edar dari Badan POM. Vaksin MR 95 persen aktif untuk mencegah penyakit campak dan rubella. Vaksin ini aman serta telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.

3. Kapan dan di Mana Kampanye Imunisasi MR Dilakukan?

Kampanye imunisasi MR dilakukan dalam dua fase. Fase pertama di Pulau Jawa pada tahun 2017 dan fase kedua di luar Pulau Jawa pada tahun 2018. Tiap fase dibagi dua tahap yaitu tahap satu pada bulan Agustus di sekolah untuk anak-anak usia sekolah, dan tahap dua di bulan September di mana anak yang belum sekolah bisa dapat vaksin MR di fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau posyandu.

Iustrasi vaksin MR /Foto: Thinkstock


4. Siapa Saja yang Harus Divaksin MR?

Vaksin MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama masa dua fase kampanye tersebut. Selanjutnya, vaksin MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi campak.

Tak hanya anak perempuan, anak laki-laki tetap dapat terserang virus campak dan rubella. Mereka juga dapat menularkan penyakit ini pada orang sekitar, termasuk ibu yang sedang hamil.

5. Apa Efek Samping Vaksin MR?

Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan, dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yang serius pun sangat jarang terjadi, Bun.

Sebagian besar anak akan mendapat kekebalan terhadap campak dan rubella seumur hidup setelah mendapatkan imunisasi MR.



6. Anak Sudah Diimunisasi 2 Dosis Vaksin Campak, Masih Perlu Divaksin MR?

Anak yang telah menerima dua dosis vaksin campak sesuai jadwal telah mendapat kekebalan terhadap campak tapi belum mendapat kekebalan terhadap rubella. Maka dari itu, anak tetap harus divaksin MR untuk mendapat kekebalan terhadap rubella. Vaksin MR aman bagi anak yang telah mendapat dua dosis imunisasi campak.

Vaksin campak akan digantikan dengan kombinasi vaksin campak dan rubella. Dengan kata lain, satu vaksin untuk mencegah dua penyakit sekaligus.

Ilustrasi vaksin MR/ Foto: Grandyos Zafna.


7. Apa Perbedaan Vaksin MR dan MMR?

Vaksin MR bermanfaat untuk mencegah penyakit campak dan rubella. Sedangkan vaksin MMR bermanfaat untuk mencegah penyakit campak, rubella dan gondongan. Nah, saat ini pemerintah memprioritaskan pengendalian campak dan rubella karena bahaya komplikasinya yang berat dan mematikan.

Apabila anak telah mendapat 1 dosis vaksin MMR, dia tetap perlu mendapat imunisasi MR pada saat kampanye. Imunisasi MR diberikan untuk memastikan kekebalan penuh terhadap penyakit campak dan rubella. Nah, imunisasi MR aman diberi ke anak yang sudah mendapat vaksin MMR sekalipun.

8. Vaksin MR Bisa Sebabkan Autisme?

Tidak benar. Sampai saat ini belum ada bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis apapun dapat menyebabkan autisme. Kandungan etil merkuri dalam vaksin masih sangat rendah (1,25 mcg/KgBB/minggu) dan masih dalam batas yang diizinkan WHO yaitu maksimal 159 mcg/kgBB/minggu). (rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

8 Barang yang Tidak Boleh Disimpan di Lemari Pakaian Menurut Pakar

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Penuh Haru, Aline Adita Bagikan Perjalanan Kehamilan dari Trimester 1 hingga Melahirkan

Kehamilan Amrikh Palupi

Andhara Early Gunting Kartu Kredit Usai KPR Lunas, Tak Ingin Berutang dan Riba

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Jangan Bilang 'Tidak', Ini 5 Cara Profesional Menolak Tugas di Luar Tanggung Jawab

Mom's Life Arina Yulistara

Ariana Grande Diserang Penyusup di Karpet Merah Premier Film, Pelaku Sering Lakukan Aksi Serupa

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

5 Cara Melihat Chat Whatsapp yang Telah Dihapus di HP Pasangan

15 SD Terbaik di Indonesia dengan Jumlah Peserta Didik Berprestasi Terbanyak

8 Barang yang Tidak Boleh Disimpan di Lemari Pakaian Menurut Pakar

Penuh Haru, Aline Adita Bagikan Perjalanan Kehamilan dari Trimester 1 hingga Melahirkan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK