Jakarta -
Anak dengan penyakit kronis seperti kanker, HIV, atau gangguan ginjal nggak cuma butuh pengobatan fisik, Bun. Mereka juga butuh dukungan dari segi spiritual dan emosional. Di sini, peran Bunda dan Ayah sebagai orang tua sangat penting dalam proses pengobatan anak.
"Si anak dalam kondisi penurunan, emosionalnya meningkat. Sensitif, ya. Apakah hal-hal seperti itu juga wajar buat dia? Itu wajar buat dia, dan suatu keadaan yang normal buat dia. Keluarga harus mendukung kondisi emosionalnya yang saat ini seperti itu," jelas Susi Susilawati, S.KM, perawat senior di Rachel House kepada HaiBunda.
Wajar juga kok ketika Bunda dan Ayah merasa sangat lelah karena orang tualah yang dengan setia mengantar anak ke rumah sakit dan merawatnya. Terkadang, karena terlalu lelah, Bunda jadi lebih sensitif, emosional, dan cepat marah. Sebenarnya, menurut Susi, orang tua yang selalu mendampingi
anak dengan penyakit kronis memang wajar memiliki kondisi emosional seperti itu.
Bahkan, kalau si anak sudah pulang dari rumah sakit, tugas orang tua pun bertambah. Dari yang tadinya hanya menunggu anak di rumah sakit, menjadi ikut mengawasi konsumsi obat dan menangani kondisi fisik si kecil seperti membalut luka.
 Ilustrasi anak sakit kronis/ Foto: Thinkstock |
"Terkadang, orang tua yang selama ini merawat sehari-hari, selama ini mengantar ke rumah sakit, mereka sudah merasa lelah duluan. Merasa capek duluan," tambah Susi.
Namun, yang perlu diperhatikan, Bunda dan Ayah harus tetap berada di samping anak. Bahkan ketika kondisi fisik menurun. Susi berpesan, sebisa mungkin selalu usahakan aanak tidak merasa sendirian dalam masa sakitnya. Karena menurut Susi, biasanya anak yang sudah pada fase terminal, kondisi psikologis dan spiritualnya lebih dominan.
"Kalau semua perhatian kita dicurahkan ke si pasien, dia merasa benar-benar tidak ditinggalkan pada kondisi-kondisi dia nggak bagus. Dari kondisi psikologis nggak bagus, kondisi fisik nggak bagus. Sudah muncul gejala-gejala yang bikin dia nggak nyaman secara fisik," tutur Susi.
Bunda dan Ayah tidak boleh terlihat menyerah nih di hadapan anak. Buat energi yang positif di sekitar anak. Sehingga, kondisi psikologisnya bisa tetap baik meskipun kondisi fisiknya menurun. Bunda juga tetap harus memerhatikan kesehatan diri sendiri, ya. Karena kalau Bunda dan Ayah
sakit, siapa yang akan merawat si kecil nantinya?
Namun ketika lelah, kita juga perlu istirahat sejenak kok, Bun. Cobalah berbagi keluh kesah dengan orang yang memang bisa dipercaya. Jangan lupa, tetap perhatikan kesehatan dan jangan sungkan mencurahkan perasaan pada orang yang bisa diandalkan. Karena dalam kondisi lelah mendampingi anak yang sakit kronis, kadang diri ini hanya butuh didengar. Ya nggak, Bun?
(rdn/rdn)