Jakarta -
Bayi baru lahir memang biasanya belum boleh dibawa bepergian ya, Bun. Pergi ke luar rumah saja kadang berbahaya untuk kesehatan fisik bayi karena daya tahan tubuhnya masih rentan. Apalagi mengajak bayi pergi
naik pesawat. Tapi, kalau memang terpaksa dan bayi tidak bisa ditinggal, bagaimana dong?
Sebenarnya, dokter anak menyarankan ibu tidak bepergian bersama bayi yang belum berusia satu bulan. Alasan utamanya, ibu yang baru melahirkan masih butuh istirahat dan bayi yang baru lahir membutuhkan lingkungan yang stabil untuk bertahan hidup.
Kalau memang terpaksa harus ikut pergi, berikut beberapa tips yang dilansir Parenting agar perjalanan nyaman ketika membawa bayi di pesawat.
1. Pesan tempat duduk terbaikKetika memesan kursi pesawat, lebih baik pilih kursi di sebelah lorong yang berada di bagian yang paling depan. Kursi di samping lorong dapat memudahkan Bunda ketika harus berdiri dan berjalan-jalan untuk menenangkan si kecil dan lebih mudah aksesnya ketika naik atau turun pesawat.
Namun, beberapa orang tua lebih memilih tempat duduk di bagian belakang ketika terbang dalam waktu lama nih, Bun. Alasannya, duduk di kursi belakang memiliki akses yang lebih dekat ke kamar mandi. Kalau penerbangan hanya satu jam, akses kamar mandi nggak menjadi prioritas utama. Dalam beberapa penerbangan, kursi di bagian belakang justru sangat bising dan mungkin mengganggu pendengaran bayi yang sensitif.
ilustrasi bayi naik pesawat/ Foto: iStock |
2. Gendong bayi
Bawa bayi dengan kain gendongan. Gendongan ini sangat berguna ketika bepergian membawa bayi. Kain gendongan memungkinkan Bunda untuk menggendong bayi dalam berbagai posisi yang nyaman.
Kain ini juga bisa digunakan sebagai apron atau untuk menghindarkan bayi dari sentuhan orang asing. Sebelum naik pesawat, gendong dan ayun-ayunkan si kecil agar tertidur. Sebenarnya, membawa bayi yang baru lahir lebih mudah karena bayi baru lahir tidur lebih lama dibandingkan bayi yang sudah beranjak besar.
3. Menyusui sebelum naik pesawatBeberapa menit sebelum
naik ke pesawat, berikan susu kepada bayi dan pastikan dia bersendawa setelah menyusu. Karena di beberapa pesawat, tekanan atmosfer yang lebih rendah dapat mengembangkan udara yang ada di perut. Makan dan mengisap dapat menambahkan lebih banyak udara masuk ke dalam perut.
Akibatnya, bayi jadi kembung dan sakit perut. Kalau perlu susui bayi saat penerbangan, usahakan memberinya sedikit saja dan pastikan bayi bersendawa agar udara yang ada di perut bisa keluar.
ilustrasi bayi naik pesawat/ Foto: iStock |
4. Biarkan bayi tertidurAda beberapa orang tua yang membangunkan dan menyusui bayinya ketika take off dan landing dengan tujuan menenangkan telinganya. Alasan di baliknya yaitu tekanan pada kabin pesawat tidak sama dengan tekanan di gendang telinga sehingga menimbulkan rasa sakit. Nah, gendang telinga akan kembali rileks dan menyamakan tekanannya ketika bayi sedang menyusu atau menangis.
Tapi, beberapa orang tua yang sering membawa bayinya bepergian dengan pesawat lebih memilih membiarkan si kecil tidur ketika lepas landas dan mendarat daripada membuatnya terbangun dan menangis.
Namun, tetap saja ya, Bun kalau bisa, lebih baik menunda keberangkatan hingga bayi berusia di atas 6 bulan. Pastikan juga, bayi dalam keadaan fit dan benar-benar sehat. Karena bayi yang baru lahir masih sangat rentan terhadap penyakit.
"Membawa anak dalam penerbangan kadang cukup riskan, kalau tidak terpaksa sebaiknya ditunda sampai bayi berusia di atas 6 bulan. Walaupun rekomendasi penerbangan mengatakan bayi di atas 1 bulan boleh ikut," ujar dokter anak, dr Aditya Suryansyah, SpA dikutip dalam
detikcom.
(rdn/rdn)