Jakarta -
Orang dewasa terkadang punya persepsi yang salah terhadap bentuk tubuh anak. Orang-orang cenderung gemas dengan anak yang bertubuh gemuk dan pipi tembam. Padahal, anak yang mengalami
obesitas harus menurunkan berat badannya lho, Bun supaya nggak terkena penyakit. Tapi, haruskah anak menjalani diet ketat?
Bunda perlu tahu, usaha menurunkan berat badan saat anak obesitas bukan berarti mereka harus melakukan diet ketat seperti orang dewasa. Diet untuk anak obesitas tidak berfokus kepada porsi makanan utama. Tapi, berfokus pada peningkatan aktivitas anak supaya kalori yang dibakar lebih banyak.
"Pada anak itu yang kita tingkatkan adalah aktivitasnya. Anak kan mesti banyak bergerak. Makanya, anak jangan dirumahkan. Jangan dihukum di rumah, nggak boleh kemana-mana. Hanya belajar, belajar, dan belajar. Anak tuh suruh keluar, main. Nah, dengan dia aktif, maka otomatis kalori keluarnya akan lebih," ujar dr Ida Gunawan, MS SpGK(K) ketika ditemui di Jakarta Selatan baru-baru ini.
 Ilustrasi anak obesitas/ Foto: iStock |
Selain bermain, anak juga bisa diajak berolahraga. Menurut Anggota Dewan Pakar Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), dr Iskandar Z Adisapoetra, MSc, jenis olahraga yang paling ideal untuk
anak obesitas adalah olahraga yang membakar banyak lemak.
"Nah, olahraga pada umumnya adalah olahraga yang sifatnya aerobik. Dimana dia membakar lebih banyak lemak. Jadi, disamping itu juga ada tambahan untuk weight training juga. Untuk menguatkan supaya lebih cepat proses lemaknya terbakar," ujar dr Iskandar ketika berbincang dengan HaiBunda.
Diet untuk anak obesitas cencerung tidak mengurangi porsi makanan utama karena anak masih membutuhkan kalori dan nutrisi yang ada di makanan utama. Dokter hanya membatasi konsumsi snack yang mengandung gula berlebih karena biasanya anak yang obseitas suka ngemil makanan manis.
dr Ida mengatakan, "Makanannya yang diatur adalah snack-nya. Biasanya, anak obesitas itu sukanya yang manis-manis. Nah, yang manis-manis itulah yang dikurangi. Misalnya, kalau dia suka soft drink, maka itu diganti dengan buah atau jus buah. Kan kalorinya jauh lebih kecil. Jangan menggunakan gula-gula tambahan yang terlalu banyak pada anak."
Orang tua sangat berperan penting, Bun bagi pengaturan pola makan anak. Bunda dan Ayah harus memastikan supaya anak tidak mengonsumsi kalori berlebih supaya nggak terjadi obesitas. Kalau anak sudah telanjur
obesitas, Bunda harus mendorong anak lebih banyak melakukan aktivitas fisik dan tidak terlalu banyak mengonsumsi gula.
(rdn/rdn)