HaiBunda

PARENTING

Anak Laki-laki Main Boneka dan Masak-masakan, Apa Dampaknya?

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Sabtu, 17 Nov 2018 06:57 WIB
Anak Laki-laki Main Boneka dan Masak-masakan, Apa Dampaknya? /Foto: iStock
Jakarta - Mungkin sebagian orang tua merasa khawatir ketika anak laki-lakinya suka dengan mainan perempuan, seperti boneka dan masak-masakan. Itu sebabnya, penting untuk Bunda tahu, mengenai dampak di balik hal tersebut.

Menurut Saskhya Aulia Prima, psikolog dan pendiri TigaGenerasi, sebenarnya tidak ada penelitian yang membuktikan kalau sebuah mainan dapat mengubah orientasi seksual anak. Mainan itu free gender, tidak ada mainan yang melambangkan gender tertentu.


"Yang banyak jadi ketakutan itu nanti orientasi seksualnya menyimpang gitu, kan? Sebenarnya enggak ada bukti penelitian kayak gitu, enggak ada hubungannya," kata Saskhya usai acara 'ELC Holiday Toys Collection Preview: How to Inspire Your Kids Through Play' di Atico by Javanegra, Menara BTPN, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/11/2018).


Ilustrasi anak laki-laki main boneka /Foto: iStock

Lebih lanjut Saskhya mengungkapkan, orang tua juga perlu untuk lebih sering mengedukasi diri. Terutama soal profesi anak ke depan. Misal, orang tua ingin anak perempuannya pandai memasak, caranya dengan mengajari sang anak di luar dari mainannya.

Saskhya menegaskan bahwa mainan sama sekali tidak berpengaruh terhadap gender anak. Menurut dia, anak laki-laki tidak akan 'melambai' hanya karena mainan. Jadi, tidak perlu merasa dilema ya, Bun.

"Masak pun cowok bisa jadi chef, banyak lagi yang sukses. Atau kalau cewek mau jadi pilot ya biarin aja, kenapa dibatasi? Tapi, itu nanti balik ke value keluarga masing-masing," tutur Saskhya.

Pendapat Saskhya ini sejalan dengan psikolog perkembangan anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, bahwa hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan terutama pada anak berusia 0-3 tahun. Karena di usia tersebut, anak membutuhkan stimulasi yang baik dari berbagai jenis mainan. Pastinya mainan yang digunakan harus tepat, terlepas dari pandangan gender yang menempel pada mainan tersebut.

"Perlu enggak dibedakan gender? Kalau untuk anak-anak di tahun awal bebasin saja. Kenapa enggak laki-laki main boneka dan suka warna pink," ucap Vera dikutip dari detikcom.


Vera mengatakan, perasaan was-was orang tua dapat dipahami. Namun, jangan larang anak bermain, justru sebaiknya orang tua ikut mendampingi anak saat bermain untuk memberi pengarahan.

"Enggak apa-apa anak bermain boneka. Tapi, nanti perannya dibelokin lagi jadi peran laki-laki. Misalnya, 'Kamu main boneka tapi jadi papanya ya, bukan ibu'," tutup Vera. (yun)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Flora Vesterberg, Anggota Keluarga Kerajaan Inggris yang Alami Autisme & Berprestasi

Mom's Life Nadhifa Fitrina

3 Resep Bolu Pandan Kukus 4 Telur Lembut dan Empuk

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Tanda-tanda Toodler Alami Stres yang Jarang Diketahui Orang Tua

Parenting Asri Ediyati

7 Nama yang Dilarang di Beberapa Negara, Ada Tom hingga Linda

Nama Bayi Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Bacaan Surat Yusuf untuk Ibu Hamil Ayat 1-16 Beserta Keutamaanya

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Tingkah Gemas Sanne Anak Dea Ananda saat Hangout Bareng Bundanya, Intip Potretnya

3 Resep Bolu Pandan Kukus 4 Telur Lembut dan Empuk

Flora Vesterberg, Anggota Keluarga Kerajaan Inggris yang Alami Autisme & Berprestasi

Bacaan Surat Yusuf untuk Ibu Hamil Ayat 1-16 Beserta Keutamaanya

Tanda-tanda Toodler Alami Stres yang Jarang Diketahui Orang Tua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK