HaiBunda

PARENTING

5 Hal yang Wajib Diperhatikan Saat Bicara Cerai ke Anak Balita

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 22 Nov 2018 09:35 WIB
Perhatikan 5 Hal Saat Bicara Cerai ke Anak Balita/Foto: Thinkstock
Jakarta - Perceraian bukanlah hal yang mudah untuk dibicarakan, baik untuk pasangan itu sendiri, terlebih kepada anak. Bisa dibayangkan, bagaimana Gading Marten dan Gisella Anastasia harus menjelaskan ke anak satu-satunya, Gempita Nora Marten, perihal perceraian mereka.

Dilaporkan detikcom, Gisel sudah melayangkan gugatan cerai ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Gisel terdaftar sebagai penggugat dan memasukkan gugatan tersebut pada 19 November lalu.

"Gugatan masuk tanggal 19 November 2018. Panitera, hakim, dan jadwal sidang belum ditetapkan karena baru banget Senin kemarin memasukkan gugatannya," kata bagian pusat informasi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.


Ya, pasangan Gading Marten dan Gisella Anastasia menikah pada September 2013. Sepanjang 5 tahun pernikahan, mereka dikaruniai satu orang anak, Gempita Nora Marten atau akrab disapa Gempi, yang kini berusia 3 tahun. Siapa sangka, yang tadinya disebut perceraian ini hanya rumor, menjadi kenyataan pahit yang harus mereka hadapi.
Foto: Instagram



Psikolog klinis Christina Tedja MPsi menyarankan, saat bicara ke anak yang masih kecil sekali, jarang sekali menggunakan istilah 'cerai'. Menjelaskan perpisahan orang tua, perlu juga mempertimbangkan usia anak.

"Penjelasan terhadap anak di setiap tahapan usia akan berbeda-beda," kata psikolog yang akrab disapa Tina, saat ngobrol dengan HaiBunda.

Psikolog yang berpraktik di Ciputra Medical Center, Lotte Shoping Avenue, Jakarta, ini menjelaskan bahwa bagi anak-anak usia di bawah 5 tahun, kemampuan mengerti sebab-akibat belum maksimal untuk usia mereka. Sehingga, yang perlu dijelaskan adalah bahwa ayah dan ibu mereka akan tinggal terpisah.
Foto: Instagram

"Kita bisa katakan ini, 'Mama tetap Mama kamu, Papa tetap Papa kamu, dan kami sayang kamu'" imbuh Tina.

Jelaskan juga ke anak, bahwa ayah ke anak atau ibu ke anak akan bertemu bergantian dan seminggu sekali bertemu utuh (ayah, ibu dan anak) untuk bermain bersama. Dalam hal ini Tina memberi saran, lebih baik orang tua tetap sepakat bersedia bertemu dalam beberapa waktu untuk bisa menghabiskan waktu bersama anak. Jadi, kurangi dulu tuh ego-ego tak ingin bertemu mantan pasangan.

Tina pun menegaskan beberapa hal yang perlu orang tua perhatikan, saat berbicara soal perceraian ke anak balita atau anak yang masih sangat kecil:

1. Sedih adalah perasaan yang lumrah atau umum, dan orang tua perlu menerima perasaan dan kecewanya anak.
2. Baik si ayah atau ibu, bersedia membantu anak untuk mengatasi perasaan sedih dan kecewa tersebut.
3. Menyediakan waktu bersama sebagai pasangan ayah dan ibu untuk anak.
4. Tidak menyalahkan pasangan di hadapan anak.
5. Anak perlu paham, perpisahan ayah-ibunya tidak ada kaitan dengan anak dan katakan ke anak, kalau orang tua akan selalu tetap menyayangi anak.

(aml/aml)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK