HaiBunda

PARENTING

4 Langkah Mencegah Anak Jadi Pelaku Ujaran Kebencian

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 26 Nov 2018 18:00 WIB
4 Langkah Mencegah Anak Jadi Pelaku Ujaran Kebencian/ Foto: iStock
Jakarta - Ujaran kebencian kian marak terjadi di mana saja, terutama di kalangan pengguna internet. Ujaran kebencian biasanya disampaikan oknum tak bertanggung jawab. Mereka menghina agama, etnis, identitas seksual, jenis kelamin, ras dan masih banyak lagi.

Internet diyakini sebagai tempat yang paling mudah untuk menebar hoax dan kebencian. Sementara itu, pengguna internet kini sudah merambah berbagai kalangan. Termasuk anak-anak yang nggak bisa dilepaskan dari dunia maya.

Jika tidak diawasi, anak sangat rentan menjadi korban bully, berita bohong, hingga ujaran yang menyesatkan. Bahkan bisa jadi, mereka akan terpengaruh dan ikut-ikutan menjadi pelakunya.


Bagaimana ujaran kebencian bisa memengaruhi anak? Dr Allison Briscoe Smith, psikolog klinis dari Spelman College, menjelaskan bahwa ujaran kebencian seperti kabut asap.

"'Asap' tersebut mengisi lingkungan dengan gagasan tentang siapa yang baik dan siapa yang buruk. Anak-anak akan belajar dengan sangat cepat dari ujaran kebencian tersebut," kata Allison dikutip dari Talk to Kids.

4 Langkah Mencegah Anak Jadi Pelaku Ujaran Kebencian/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Dilansir CNN, terkadang kelompok yang menyampaikan ujaran kebencian membuat anak-anak merasa lebih kuat. Anak-anak yang telah memendam kemarahan atau pernah tertindas mungkin tertarik pada kelompok tersebut. Lalu, bagaimana cara kita untuk mencegah anak sampaikan ujaran kebencian? Berikut empat caranya.

1. Berbicara tentang toleransi

Jangan lupa untuk bersikap proaktif pada anak dengan berbicara tentang identitas, keberagaman dan tentang bagaimana anak-anak harus menghormati dan menoleransi orang lain.

2. Koreksi persepsi yang salah

Terkadang ada pernyataan sebuah kelompok yang merasa paling benar, padahal itu merupakan upaya mereka menularkan ujaran kebencian. Dari situ, anak yang terlanjur terpengaruh memiliki kecenderungan untuk berpikir tidak semestinya. Sebagai orang tua, harus selalu mengoreksi persepsi yang salah. Dengan mengoreksi, kita bisa meningkatkan perilaku positif melalui bercerita dan berbagi.

3. Jelaskan risiko berbuat menyimpang pada anak

Terangkan pada anak, bahwa orang-orang yang melakukan hal yang tidak baik, harus menanggung konsekuensi atau risikonya. Seperti orang-orang yang melakukan ujaran kebencian harus menanggung risikonya.

4. Ajak anak berpikir kritis

Ajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk berpikir lebih kritis tentang apa yang telah mereka ketahui. Jangan lupa untuk mengubah percakapan jika sudah menjuru tentang stereotip negatif seseorang. Kita bisa berbicara tentang nilai-nilai keberagaman, kebersamaan.

(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Happy Berdua, Intip Potret Kebersamaan Raisa dan Zalina Liburan ke Korea

Parenting Annisa Karnesyia

Istilah Dunia Kerja ala Gen Z dan Milenial: Career Minimalism hingga Polyworking

Mom's Life Arina Yulistara

9 Kebiasaan Makan Penyebab Kerusakan Ginjal

Mom's Life Amira Salsabila

4 Shio Kurang Beruntung di Tahun Kuda 2026, Beserta Solusi Mengatasinya

Mom's Life Amira Salsabila

Momen Hagia Anak Jessica Iskandar Pertama Kali Main Salju, Bikin Gemas!

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Happy Berdua, Intip Potret Kebersamaan Raisa dan Zalina Liburan ke Korea

Istilah Dunia Kerja ala Gen Z dan Milenial: Career Minimalism hingga Polyworking

9 Kebiasaan Makan Penyebab Kerusakan Ginjal

ADOR Berhentikan Kontrak Danielle NewJeans, Minji Masih Tahap Negosiasi

Vaksin Kanker Serviks: Jenis, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK