Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Efek Negatif Jangka Pendek Kekerasan Verbal pada Anak

Siti Hafadzoh   |   HaiBunda

Senin, 26 Nov 2018 11:01 WIB

Jangan berkata kasar pada anak ya, Bun. Apapun alasannya, berkata kasar pada anak termasuk kekerasan verbal dan ada dampak negatifnya lho.
Ilustrasi kekerasan verbal pada anak/ Foto: iStock
Jakarta - Kalau anak nggak mau nurut, biasanya Bunda ngapain nih? Sebagian mungkin mengomel sambil berteriak. Tapi, jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang meremehkan, membohongi, atau mencela anak, Bun. Perkataan seperti itu termasuk dalam kekerasan verbal dan ini berdampak bagi kondisi psikologis anak lho.

Kekerasan verbal adalah salah satu kekerasan yang sering terjadi pada anak dan sering terabaikan. Seringnya, orang tua melakukan ini dengan alasan sayang atau disiplin. Padahal, dikutip dari Mom Junction, kekerasan verbal pada anak bisa menimbulkan efek negatif jangka pendek seperti berikut ini.

1. Depresi

Terlalu sering berteriak pada anak dapat membuat mereka menjauhkan diri dari orang lain. Kondisi ini mungkin akan muncul secara permanen kalau kekerasan verbal terus dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama.



2. Mental dan fisik menurun

Anak akan menunjukkan mental dan fisik yang buruk ketika rasa percaya diri mereka rendah. Kalau orang tua memberi semangat dengan kalimat, 'Bunda tahu kamu pasti bisa menang', secara otomatis anak berpikir bahwa mereka mampu melakukannya. Lain halnya kalau Bunda meremehkan kemampuan anak, seperti 'Kamu nggak akan bisa. Kamu nggak cukup kuat', mungkin anak akan memutuskan kalah untuk membuktikan bahwa omongan orang tuanya benar.

Ilustrasi kekerasan verbalIlustrasi kekerasan verbal/ Foto: iStock
3. Rendah diri

Kalau Bunda terus-terusan berkata kasar dan meneriaki anak, bisa jadi dia berpikir bahwa ada yang salah pada dirinya. Anak-anak mulai merasa rendah diri dan menganggap teman-temannya lebih superior. Karena berpikir nggak ada pada posisi sejajar dengan orang lain, anak merasa bahwa orang lain jauh lebih baik darinya.

Menurut psikolog Elli Risman, banyak orang tua belum paham tentang kekerasan pada anak lewat perkataan (verbal). Kekerasan verbal yang dilakukan orang tua dapat menimbulkan luka yang dalam pada kehidupan dan perasaan anak. Ketika terlalu sering mendapatkan kekerasan verbal, anak akan merasa tidak berharga.

"Kata-kata seperti meremehkan, membandingkan, mengecilkan, dan membohongi secara langsung atau tidak memengaruhi kejiwaan serta psikologi seorang anak yang membuat dirinya menjadi minder. Bahkan tak jarang anak mengambil jalan pintas untuk bunuh diri," ujar Elli kepada detikcom.

Makanya, Bun, mulai sekarang coba hindari mengucapkan kata-kata kasar atau yang meremehkan anak ya. Bunda boleh saja kesal pada si kecil. Tapi, yuk berusaha mengajak mereka bicara baik-baik, tanpa harus berteriak dan berkata kasar padanya.

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda