Jakarta -
Hati ibu mana yang tak terenyuh saat mendengar kabar duka tentang sang anak. Begitu juga dengan ibunda Dylan Sahara,
istri Ifan 'Seventeen' yang menjadi korban tsunami di Tanjung Lesung, Anyer, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam. Sang bunda berusaha tegar menerima kenyataan ananda tercinta pergi untuk selamanya.
Setelah dua hari dalam pencarian, Ifan menemukan jasad Dylan Sahara di RSUD dr Dradjat Prawiranegara, Serang. Malangnya, vokalis bernama asli Riefian Fajarsyah itu mendapati sang istri sudah tak bernyawa. Ibunda Dylan Sahara pun langsung mendatangi rumah sakit setelah mendengar kabar duka tersebut.
Ditemui
detikcom, Selasa (25/12/2018) dini hari, sang bunda terlihat berkaca-kaca memandangi peti jenazah Dylan Sahara. Kesedihan terpancar dari wajahnya, namun ibu mertua Ifan 'Seventeen' tetap tersenyum menerima kenyataan pahit itu.
"Iya sudah (ikhlas). Sudah lihat (langsung) ini," ucap sang bunda lirih.
Ibunda Dylan Sahara kemudian menuturkan, kabar duka tentang putri keduanya itu diterima lewat telepon. Ia pun langsung mendatangi rumah sakit tempat
jasad Dylan Sahara disemayamkan setelah ditemukan. Sang bunda mengaku sempat berharap adanya keajaiban untuk ananda tercinta.
"Doanya ya buat Dylan. Nyari di sana, pas ketemu itu ya tadi. Masih ngarep-ngarep keajaiban," imbuhnya.
Ifan 'Seventeen' dan Ibunda Dylan Sahara/ Foto: Desi Puspasari |
Sementara itu, saudara kembar Ifan 'Seventeen' yang turut berada di rumah sakit, Riedhan Fajarsyah, memastikan jenazah Dylan Sahara dalam keadaan masih utuh. "Nggak (hancur), masih bagus. Pakaiannya masih lengkap, rambutnya masih bagus," tutur Idan, seperti dilansir
Insertlive.
Selasa dini hari tadi, jenazah Dylan Sahara dan Andi,
drummer Seventeen tiba di gedung kargo Citylink, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Jenazah Dylan dimasukkan ke dalam peti berwarna putih, sedangkan jenazah Andi dimasukkan dalam peti coklat. Rencananya, jenazah Dylan akan diterbangkan menuju Ponorogo, Jawa Timur. Sedangkan almarhum Andi akan diterbangkan ke Yogyakarta.
Memahami kesedihan yang dialami ibunda Dylan Sahara, tentu tidak akan mudah menghadapi kenyataan bahwa putri tercinta meninggal dunia secara mendadak. Psikolog asal Kanada, Romeo Vitelli, PhD, meyakini bahwa salah satu trauma terbesar adalah ketika orang tua dihadapkan pada kematian anak. Kondisi ini, menurut dia, bisa menghasilkan stres yang lebih berat daripada saat ditinggal pasangan.
"Kematian anak sangat traumatis karena seringkali tidak terduga. Pukulan emosional terkait kehilangan anak dapat menyebabkan masalah psikologis dan fisiologis, termasuk depresi, kecemasan, gejala kognitif dan fisik, rasa sakit dan rasa bersalah," tutur Vitelli, dikutip dari
Psychology Today.
Bunda, baiknya kita doakan agar ibunda Dylan Sahara bisa melewati ini semua dengan tabah. Tak lupa, doa untuk para korban tsunami Selat Sunda lainnya, sehingga keluarga diberi keikhlasan dan kekuatan.
(muf/muf)