HaiBunda

PARENTING

Dampak Beri Iming-iming Hadiah ke Anak

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 13 Jan 2019 14:09 WIB
Ilustrasi hadiah untuk anak/ Foto: Istock
Jakarta - Apakah Bunda terbiasa memberikan iming-iming berupa hadiah pada anak? Misalnya agar nilainya bagus atau dia lebih rajin belajar.

Seorang ibu bernama Gia Miller menyebutkan bahwa kebiasaan ini sudah sering dia lakukan, demi membuat anak-anaknya menjadi lebih teratur dan disiplin.

Namun tak sembarangan, Gia menetapkan beberapa aturan pokok saat membuat iming-iming hadiah ini, Bun. Ini semua agar anak-anaknya juga tak sembarangan dalam melakukan tugas-tugasnya.



Salah satu aturan yang dibuat oleh Gia adalah dengan tetap fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Ia terbiasa memberikan iming-iming hadiah supaya anak-anaknya mau melakukan beberapa pekerjaan di rumah.

Nah, Gia pun memberikan tenggat waktu yang fleksibel supaya semua pekerjaan yang ditugaskan tersebut bisa terselesaikan dengan baik. Aturan kedua, Gia menyarankan Bunda untuk memilih hadiah yang benar-benar bisa memotivasi anak. Misalnya bisa berupa mainan, stiker, hak bermain atau uang.

"Saya memberikan hadiah pada anak-anak saya setiap pekan, tetapi beberapa ahli mendorong saya untuk beralih ke hadiah harian. Mereka menjelaskan bahwa jika saya memberikan hadiah beberapa hari kemudian, anak-anak mungkin tidak termotivasi untuk menyelesaikan tugas," ungkap Gia dilansir Washington Post.


Demi keteraturan tugas, Gia juga membuat bagan yang sesuai dengan tugas masing-masing anaknya. Untuk anak-anak yang lebih muda, direkomendasikan penggunaan warna cerah dan ilustrasi menarik.

Ilustrasi hadiah/ Foto: Thinkstock
Menggunakan sistem hadiah ini yang dikhawatirkan seperti menyuap ya, Bun. Tapi, psikolog Cindy Graham mengatakan, berapa banyak orang dewasa akan melakukan pekerjaan jika mereka tidak dibayar dengan uang.

"Orang banyak yang bekerja karena dibayar, kita tidak melakukannya secara gratis, bahkan jika masyarakat membutuhkannya. Anak-anak tidak berbeda," ungkap Cindy.

Hal senada disampaikan psikolog klinis Christina Tedja. Kata dia, memberi anak hadiah setelah mencapai prestasi atau kesepakatan tertentu bukanlah hal buruk untuk dilakukan. Tapi, ada hal yang perlu diwaspadai orang tua yaitu rewards yang berlebihan akan menghilangkan makna dari proses usaha itu sendiri.

"Jika rewards yang diberikan berlebihan, maka anak lebih tertarik rewards atau hadiahnya dibandingkan proses belajar atau prestasi yang hendak dicapai," papar psikolog yang akrab disapa Tina ini. Nah, tertarik mencobanya, Bun?

(rdn/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Intip 5 Potret Julie Estelle Dampingi Suami Balapan di Shanghai

Mom's Life Nadhifa Fitrina

IQ Orang Indonesia Lebih Rendah dari Negara Tetangga, Begini Kondisi Lengkapnya

Mom's Life Azhar Hanifah

Kelahiran Caesar Naik Drastis di Beberapa Negara, WHO Peringatkan Hal Ini

Kehamilan Annisa Karnesyia

Bukan Cuma Nyanyi, Ini 5 Bisnis Raisa yang Jadi Ladang Cuan

Mom's Life Annisa Karnesyia

Juan Tak Kuasa Tahan Tangis saat Lihat USG Eve, Bakal Segera Jadi Ayah

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Unik & Langka, Bayi Kembar Ini Lahir di Tanggal dan Tahun Berbeda

Intip 5 Potret Julie Estelle Dampingi Suami Balapan di Shanghai

7 Resep Puding untuk Bayi Usia 6-12 Bulan yang Enak dan Mudah Dibuat

Kelahiran Caesar Naik Drastis di Beberapa Negara, WHO Peringatkan Hal Ini

IQ Orang Indonesia Lebih Rendah dari Negara Tetangga, Begini Kondisi Lengkapnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK