Jakarta -
Tak sedikit orang tua baru yang memilki masalah soal makan anak. Jika asupan anak kurang diperhatikan, dia bisa jadi kegemukan atau malah kurang gizi. Duh...
Nutrisi merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak. Menurut DR Dr Conny Tanjung, SpA(K), gangguan nutrisi yang dialami anak akan berdampak jangka panjang, kualitas hidup terganggu dan angka kesakitan (morbiditas) serta mortalitas meningkat. Karena itu, pastikan kecukupan nutrisi sejak awal kehidupan untuk mendukung masa depan anak.
"Dukungan positif keluarga dapat memengaruhi anak mencapai
berat badan ideal. Kalau tak ada dukungan keluarga, gimana bisa berat badan anak ada di taraf ideal?" tutur psikolog anak Ajeng Raviando dalam acara 'Dukung Orang tua Cek Berat Badan Ideal Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal', di Harlequin Bistro, Kemamg, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Ajeng menambahkan, sebagian orang tua baru masih menemukan masalah seperti takut tidak berhasil menjadi orang tua yang baik. Karena tahu merawat bayi hingga balita butuh energi, dan mereka perlu dipenuhi kebutuhan psikis dan fisik alias nutrisi dan gizinya. Namun faktanya, tidak semua anak mudah diberi makan atau bisa disebut
picky eater.
Karena itu, Ajeng yang juga ibu dua anak ini memberi tips untuk Bunda dan Ayah agar berat badan anak ideal.
1. Bersikap objektifLihat dan amati apakah
berat badan anak sudah ideal atau belum? Karena itu, segera cek berat badan anak. Sekarang banyak kok cara menghitung online berat badan ideal. Berikan nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang anak dan aktif melakukan perbaikan gizi.
2. Berpikir positif Foto: thinkstock |
Kuat hati, tidak menyangkal dan dangkal. Fokus mencari informasi dan solusi, sadar diri, siap dan berani mengubah perilaku.
3. Pendekatan ramah anak Foto: ilustrasi/thinkstock |
Kalau anak tidak mau makan, jangan dipaksa ya, Bun. Alih-alih anak bisa jadi trauma atau malah melakukan gerakan tutup mulut. Siap untuk menjadi orang tua yang berani mengubah perilaku seperti, memberi contoh nyata kebiasaan makan yang baik, menyediakan waktu makan yang berkualitas bareng anak, dan afirmasi baik tentang makanan.
"Kalau makan sudah 30 menit dan nggak habis, jangan dipaksa nanti anak trauma. Kecuali anak sakit, pasti nafsu makan turun. Tapi, kalau anak sehat-sehat saja, saat dia lapar dia akan minta makan lagi kok," tambah dr Conny.
4. Solusi dari ahli kesehatanCoba konsultasikan ke ahlinya. Ya, ngobrol atau sekadar konsultasi dengan teman komunitas sah-sah saja, tapi akan lebih baik kalau kita tahu detail dari pakarnya kan? Jangan lupa perhatikan pola makan anak, cari informasi dan kreasikan menu.
5. Dukungan dari keluarga Foto: Istock |
Dukungan dari pasangan, orang tua, saudara dan sahabat itu perlu. Saat lingkungan rumah menyenangkan, anak juga jadi lahap makan. Jika ibu atau orang tua mendapat support system, terjalin ikatan sosial yang kuat. Muncul rasa optimisme dan mengurangi atau mereduksi tekanan emosional yang dihadapi ibu.
"Ditambah, no gadget. Jangan lupa, ketatkan tentang gula dan garam. Sebelum kasih makan
anak, coba icip dulu, apakah kita suka? Jadi, jangan heran kalau anak nggak suka, kalau kita aja nggak doyan," tutur dr Conny dalam kesempatan yang sama.
(aml/rdn)