Jakarta -
Banyak orang tua kebingungan menghadapi
anaknya yang introvert. Bagaikan putri malu, si kecil begitu tertutup dan menarik diri ketika bertemu dengan orang-orang yang baru dikenalnya.
Berbagai cara dilakukan, agar mereka enggak pasif dan gelendotan di tubuh Bunda dan Ayah. Kira-kira, apa yang salah ya?
Anak yang terlalu
pendiam dan pemalu, memang membuat kita jadi kesulitan memahami keinginannya. Pasalnya, mereka cenderung introvert dan sulit mengekspresikan perasaannya.
Dr Barbara Markway, psikolog dari Amerika, mengatakan bahwa terkadang menjadi ibu memang benar-benar sulit. Seorang ibu perlu menyadari bahwa temperamen anak merupakan salah satu aspek kepribadiannya. Jadi, tidak akan menghilangkan kekuatan yang melekat padanya.
Untuk itu, terimalah anak apa adanya dan tidak perlu mengubahnya menjadi 'kupu-kupu' sosial yang aktif. Sebab, ada banyak kekuatan tersembunyi dalam diamnya mereka. Sebagai contoh banyak anak pendiam yang tangguh, memiliki sikap mengontrol diri, teliti, lembut, perhatian, dan penuh kasih. Mereka lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain, kata Barbara, seperti dikutip dari
Psychology Today.
Anak pendiam/ Foto: iStock |
Dengan demikian, Bunda tidak perlu khawatir melihat anak tumbuh jadi sosok pendiam dan pemalu. Mereka hanya membutuhkan Bunda yang senantiasa mendukungnya kapanpun dan dimanapun.
"Tunjukkan pada anak bahwa Bunda mencintainya apa adanya. Pada saat yang sama, tunjukkan pula bahwa Bunda selalu ada untuk membantunya mencoba hal-hal baru untuk mencapai tujuan apa pun yang ingin dikejar,"ujar Barbara.
Namun, sikap diam saja enggak cukup, Bun. Melansir
Parents League, dalam menghadapi anak yang cenderung pemalu dan pendiam, Bunda sebaiknya jangan hanya menerima anak apa adanya. Tapi, harus disertai dengan sikap menghargai dia apa adanya. Perlu Bunda tahu bahwa anak-anak yang pemalu atau tertutup seringkali baik, bijaksana, fokus, dan sangat menarik. Asalkan mereka berada di lingkungan yang cocok dengan mereka.
Tidak hanya itu, anak-anak tipe ini biasanya memiliki kapasitas untuk mengembangkan minat tertentu. Nah, Bunda bisa mengembangkan antusiasme tersebut. Caranya, libatkan secara intens dirinya dalam suatu kegiatan dimana bakatnya dapat berkembang dengan baik. Hal ini penting karena dapat mengembangkan
kepercayaan diri anak lebih besar.
Aktivitas saat anak-anak seperti main sepak bola dan berlatih piano dapat bekerja efektif pada beberapa anak. Bunda pun dapat mencoba hal tersebut. Atau, Bunda juga bisa menggali apa yang menjadi
bakat terpendamnya, kemudian dapat memberikan wadah padanya lebih luas lagi agar lebih berkembang. Selamat mencoba, Bun!
[Gambas:Video 20detik]
(rap/rap)