Jakarta -
Traveling kini bisa dikatakan sudah menjadi kebutuhan primer sebuah keluarga. Namun, suatu kesalahan kecil kadang bisa membuat traveling keluarga malah jadi tekanan karena banyak 'drama' di perjalanan.
"Orang tua harus menghadapi 'drama' saat traveling bareng keluarga, karena semua anggota berada di luar zona nyaman. Jadi, orang tua harus punya kekuatan untuk meminimalisir drama ini," ungkap psikolog pernikahan dan keluarga, Nadya Pramesrani, dalam acara 'HiLo School Dukung Tumbuh Kembang 2 Juta Anak Indonesia Melalui Kompetisi Mewarnai dan Aplikasi Bermain Edukatif', baru-baru ini.
Nadya menjelaskan, 'drama' bisa muncul karena kesalahan yang sering terjad terutama pada orang tua baru. Mereka tidak sadar adanya perubahan gaya lingkungan, saat mereka masih single atau belum punya anak dengan sudah punya anak. Nah, di sini orang tua harus jaga ekspektasi, Bun.
"Ketika sudah punya anak vibe liburan kita pasti berubah. Jika orang tua tidak siap dengan itu, maka banyak yang terjadi. Misal, kita sama pasangan jadi saling bete di jalan akhirnya bukannya fokus pada menikmati suasana liburan tapi ke masing-masing regulasi emosinya," ujar Nadya.
Nah, berikut tips dari Nadya untuk
traveling bareng keluarga anti drama. Dan Bunda sekeluarga bisa
happy deh selama liburan.
1. Libatkan seluruh anggota keluarga dalam menyusun jadwal atau itinerary perjalananAnak-anak usia TK atau SD zaman sekarang sudah lebih tahu lho tentang gadget. Coba deh libatkan mereka saat Ayah dan Bunda sedang menyiapkan jadwal perjalanan.
"Anak TK dan SD zaman sekarang kini sudah lebih canggih dan tahu gadget. Libatkan anak dalam perjalanan seperti memilih hotel dan tempat wisata yang ingin dikunjungi," imbuh Nadya.
2. Perhatikan pola makan dan kebutuhan istirahat anggota keluargaJangan terlalu keasyikan jalan-jalan sampai anak dan kita lupa makan ya, Bunda.
"Anak kurang makan bisa
cranky dan tantrum. Selalu masukkan jadwal rutin makannya dari mulai pagi hingga malam," tutur Nadya.
 Ilustrasi liburan keluarga/ Foto: iStock |
3. Lengkapi diri dengan informasi dan rencana cadanganSaat menyusun
itinerary, Ayah dan Bunda harus siap pula dengan rencana cadangan.
4. FleksibelJangan terlalu terpaku dengan jadwal. Jangan lupa, karena liburan bareng anak, banyak hal yang tak terprediksi bisa muncul.
"Misal nih, tujuan ke A, kalau anak
cranky ya kita bisa ke tempat B. Tapi kalau suami atau kita yang cranky kita bisa ke tempat C. Saat susun jadwal harus perhatikan kebutuhan keluarga," kata Nadya.
5. KompromiSaat
traveling tidak berjalan sesuai rencana, enggak apa-apa, Bun. Coba tarik dan buang napas lalu bicarakan ini ke suami. Gimana ya jalan keluarnya? Langkah apa yang harus diambil? Kata Nadya, lebih baik begitu daripada kita diam, bete, ngambek, dan
mood jadi kacau selama perjalanan.
[Gambas:Video 20detik]
(muf/muf)