Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

8 Manfaat Konseling Keluarga untuk Calon Orang Tua

Haikal Luthfi   |   HaiBunda

Minggu, 28 Jun 2020 15:04 WIB

Suami dan istri
8 Manfaat Konseling Keluarga untuk Calon Orang Tua/ Foto: iStock
Jakarta -

Menjadi orang tua bagi pasangan suami istri (pasutri) baru tentu memerlukan persiapan, baik fisik dan mental. Menjadi orang tua, berarti hidup kita berubah dan harus bersiap untuk perubahan tersebut.

Namun perubahan ini kadang tidak menguntungkan karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang amat berat dan menjadi tantangan dalam menentukan sikap. Tak jarang dalam suatu keluarga timbul konflik yang disebabkan oleh berbagai faktor, entah itu masalah ketidakmatangan pribadi, keuangan hingga pola asuh anak.

Nah Bunda, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan krisis keluarga dengan cara konseling keluarga. Menurut Prof. DR. Sofyan S. Willis dalam bukunya berjudul 'Konseling Keluarga (Family Counseling)' bahwa konseling keluarga merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada individu anggota keluarga untuk mengaktualisasikan potensi atau mengantisipasi masalah yang dialaminya melalui sistem keluarga dan mengusahakan terjadinya perubahan perilaku positif pada diri individu yang akan memberikan dampak positif terhadap anggota keluarga lainnya.

Memilih untuk melakukan konseling keluarga bisa menjadi langkah besar ke depan, Bunda. Pendekatan ini akan membantu bagaimana cara berkomunikasi, mengatasi masalah, serta berhubungan satu sama lain, apalagi untuk calon orang tua baru. Konseling pada calon orang tua akan membantu meningkatkan pemahaman diri untuk menjadi orang tua.

Adapun manfaat dari konseling keluarga, seperti yang dilansir dari laman Thrive Global, yakni:

1. Meningkatkan komunikasi

Happy family enjoying lunch while kids playing.Ilustrasi komunikasi keluarga/ Foto: Getty Images


Selama sesi, seorang konselor yang berpengalaman dapat mendorong anak-anak untuk menggambarkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan atau gangguan, dan orang tua dapat menyuarakan masalah apa pun yang belum diatasi. Anggota keluarga juga harus menunjukkan penyebab konflik.

Selanjutnya, konselor dapat membuat catatan terperinci dan menjelaskan teknik yang dapat memfasilitasi percakapan di rumah keluarga yang bersangkutan.

2. Mengembangkan ikatan jangka panjang

Konselor dapat memberikan daftar kegiatan yang membantu anak-anak untuk terikat dengan orang tua dan saudara kandungnya. Anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, seperti berolahraga, makan di restoran, atau terlibat dalam percakapan panjang tentang masalah potensial.

Terkadang, ikatan yang kuat terbentuk jika orang tua menunjukkan dukungan untuk seorang anak yang menikmati kegiatan tertentu yang berkaitan dengan minatnya.

3. Menentukan kebutuhan setiap anggota keluarga

Seorang konselor dapat meminta anggota keluarga untuk membuat daftar yang menggambarkan keinginan dan kebutuhannya. Selama sesi kelompok, konselor dapat menyusun strategi terperinci yang akan memenuhi kebutuhan spesifik banyak anggota keluarga.

Secara berkala, konselor keluarga akan menciptakan kompromi yang membantu setiap individu. Banyak laporan telah menunjukkan bahwa teknik ini dapat menambah durasi suatu hubungan, mengurangi konflik, dan stres.

4. Mengungkap penyebab kecemasan kronis

Jika anggota keluarga menderita kecemasan, di mana kondisi ini dapat memengaruhi energi orang tersebut, respons individu, dan waktu tidurnya maka seorang konselor dapat dengan seksama menjelaskan gejala-gejala kecemasan yang ada pada diri mereka. Dia juga akan menunjukkan kata-kata dan tindakan-tindakan yang dapat memengaruhi motivasi seseorang.

5. Menghadapi penyakit

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit secara substansial dapat meningkatkan stres pada anggota keluarga, menyebabkan depresi, serta mengurangi jumlah kegiatan yang menarik minat mereka. Jika ada kerabat mengalami penyakit, konselor dapat mengajarkan teknik yang akan membantunya untuk menentukan kegiatan yang dapat memengaruhi kondisi medis, memprediksi durasi penyakit, merencanakan tugas harian, dan menggambarkan perasaan yang terkait dengan penyakit.

6. Membuat jadwal

Beberapa konselor berpengalaman telah mengindikasikan bahwa jadwal yang ditetapkan dapat mengurangi kecemasan yang mungkin dialami anak-anak, dan tugas harian yang dapat meningkatkan nilai mereka, meningkatkan jumlah kegiatan ekstrakurikuler yang menarik minat anak, dan mengurangi rasa frustasi yang dapat mempengaruhi orang tua. Jadwal juga dapat mencegah gangguan dan masalah yang dapat memengaruhi suatu hubungan.

7. Mengembangkan tujuan anak

Saat memberikan konseling keluarga, seorang konselor dapat merekomendasikan tujuan kecil yang mendorong anak-anak seperti membersihkan kamar, menyelesaikan pekerjaan rumah, menikmati kegiatan yang melibatkan seni, dan tidur pada waktunya. Tonggak terperinci ini juga akan menunjukkan harapan besar pada orang tua.

8. Menganalisis sesi

Setelah menyelesaikan evaluasi awal, biasanya anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam satu sesi per minggu. Seorang konselor dapat merekomendasikan janji temu satu lawan satu untuk anggota keluarga tertentu, dan percakapan ini akan berlangsung secara teratur sebelum sesi kelompok. Secara umum, setiap pertemuan akan memiliki durasi sekitar satu jam.

Simak juga Bunda, tips parenting Sophie dan Pongki Jikustik besarkan ABG pada video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(haf/haf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda