Jakarta -
Didit Hediprasetyo, atau dikenal juga dengan
Didit Prabowo, merupakan seorang desainer. Kini, Didit menetap di Paris, Prancis. Didit sendiri sudah menghasilkan banyak karya dan dia merupakan desainer termuda yang andil dalam Paris Couture Week pada 2012 lalu.
Saat itu, usia Didit Prabowo 27 tahun dan dia satu-satunya perwakilan dari Indonesia. Dalam wawancara dengan
Couture Notebook pada 2012 silam, putra semata wayang
Prabowo Subianto dari pernikahannya dengan
Titiek Soeharto ini mengatakan desainer dari Asia perlu unjuk gigi di ranah internasional.
"Kita harus membuktikan bahwa kita enggak hanya menciptakan fashion untuk cakupan Asia tapi juga global. Hanya mempresentasikan karya saya di Indonesia hanya akan membuat saya terlalu nasionalis dan berpikiran sempit," kata Didit Prabowo.
Hingga kini, Didit yang merupakan lulusan Parsons School of Design, Paris pada 2007, ini pun sudah menelurkan banyak karya. Bahkan, Didit juga turut merancang desain BMW Individual 7 Series
special edition.
Dari perjalanan karier Didit, ada inspirasi yang bisa didapat anak nih, Bun. Ya, bagaimana kita tetap semangat dan berjuang
menggapai cita-cita. Dengan usaha dan kemauan keras, bukan enggak mungkin seseorang bisa mencapai cita-citanya.
Bicara soal cita-cita anak, menurut psikolog anak dari Tiga Generasi, Marcelina Melissa yang akrab disapa Lina, sudah semestinya orang tua (ortu) mendukung cita cita anak. Namun, ortu juga harus mempertimbangkan kemampuannya selain hal yang diminati anak.
Didit Prabowo/ Foto: Instagram |
"Ortu juga dapat membantu anak memahami dunia pekerjaan yang akan dimasukinya terlebih dahulu agar anak siap berkecimpung di dalamnya," ujar Lina saat ngobrol dengan
HaiBunda.
Dilansir
Fatherly, psikolog perilaku dan kognitif, Shane Owens, menekankan membicarakan apa cita-cita anak itu penting. Sehingga, orang tua membantu anak mempersiapkan mereka untuk kehidupan ke depannya. Saat membicarakan cita-cita anak, Owens mengingatkan jangan jadi
helicopter parents ya, Bun.
Artinya, mengulik cita-cita anak tujuannya bukan menyetir mereka untuk punya cita-cita sesuai kemauan kita. Jangan pula terlalu membebaskan anak alias
masa bodo mereka mau punya cita-cita apa.
"Yang bisa kita lakukan bertanya ke anak dia ingin menjadi apa. Lalu kita dengarkan kemauan anak dan beri arahan. Ingat,
cita-cita bukan sesuatu yang saklek dan bisa berubah seiring bertambahnya umur anak," tambah Owens.
(rdn/muf)