Jakarta -
Saat
si kecil sudah mulai senang berceloteh, tentu rasanya sangat menggemaskan. Meski kosakata yang diucapkannya belum jelas harus tetap direspon ya, Bun.
Dari proses itu, si kecil sebenarnya sedang membentuk komunikasi berdasarkan caranya sendiri, Bun. Namanya juga sedang
belajar berbicara, tentu saja kata-kata yang terlontar justru terdengar seperti orang bergumam, Bun. Seperti 'ma-ma-ma, ba-ba-ba' yang belum membentuk kosakata utuh.
Melansir
Parents, psikolog anak di The Children Hospital di Montefiore, New York City, Rahil Briggs, Psy.D, mengatakan kalau perkembangan setiap anak tentunya berbeda satu sama lain. Jadi, Bunda enggak perlu khawatir berlebihan dan membandingkan
perkembangan bicara anak dengan yang lainnya.
"Setiap anak berkembang dengan
timeline-nya sendiri, tetapi cara terbaik untuk membantu mengembangkan keterampilan bahasa bayi Bunda yakni dengan hanya berbicara dengannya,"kata Briggs.
Dalam hal ini, membangun interaksi dan komunikasi dengan si kecil penting banget, Bun. Keberadaan orang-orang di sekitar menjadi tempat pembelajaran yang paling efektif untuk meningkatkan kosakata dan keterampilannya berbicara kelak.
"Cara nomor satu anak-anak belajar berbicara dan meningkatkan kosa kata mereka yakni dengan mendengarkan orangtua mereka di rumah,"sambung Briggs.
Jadi enggak perlu heran ya, Bun, kalau kata-kata pertama yang kerap keluar ya ocehan seperti 'da-da, ma-ma' dan lainnya. Biasanya, kata sederhana tersebut diucapkan mereka ketika usianya menginjak 12-18 bulan. Mereka juga mulai merespons dan memahami omongan Bunda. Seperti 'Tolong ambilkan Bunda sisir' dan lainnya, seperti dikutip dari
Webmd.
Menstimulasi anak agar cepat bicara/ Foto: iStock |
Menginjak usia 18 bulan, si kecil mulai beranjak mengucapkan kata-kata sederhana dan dapat menunjuk ke orang, benda, bagian tubuh yang Bunda beri nama untuk mereka. Selain itu, si kecil juga mulai mengulangi kata atau suara yang Bunda ucapkan.
Misalnya mengutip kata terakhir dalam sebuah kalimat atau kata-kata awal dari perkataan Bunda. Lalu memasuki dua tahun, kemampuan si kecil makin meningkat, Bun, dimana ia dapat merangkai beberapa kata dalam frasa pendek. Misalnya, dua hingga empat kata. Wah, makin jago aja nih kesayangannya Bunda ya.
Meski demikian nih, Bun, tugas Bunda enggak berhenti di situ saja. Biarpun kosa kata si kecil meningkat, Bunda perlu menyadari bahwa keterampilan mengucapkan beberapa kata tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan stimulasi yang intens.
Mungkin saja Bunda memang berinteraksi dengan si kecil setiap hari tetapi nggak belum tentu si kecil menyerap berbagai kata yang Bunda lontarkan.
Untuk itu, Bunda pun perlu lebih sigap membangun komunikasi dengan si kecil. Seperti misalnya meniru suara Bunda sendiri. Walaupun si kecil tidak banyak bicara, tetapi biasanya dia akan banyak mengoceh dan berusaha meniru suara-suara yang terdengar dari orang-orang di sekitarnya, Bun.
Dalam kondisi ini, Bunda bisa terus mengulang kata tersebut. Sehingga bayi terbiasa mengoceh kosakata yang sering dia dengarkan. Nah, pada menginjak
usia 12 bulan, dia akan mulai membentuk kata-kata secara utuh.
"Pada usia ini, si kecil dapat berkomunikasi dengan niat untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dengan menunjuk atau melihat ke arah suatu objek. Ia juga dapat mengikuti mata Bunda dan melihat ke mana Bunda melihat,"jelas Kenn Apel, Ph.D, Presiden The Council of Academic Program di Minneapolis.
Jangan lupa untuk memberikan arahan sederhana. Dalam hal ini, Bunda enggak cuma menanggapi ocehan anak semata, tetapi juga melihat apakah si kecil mengikuti arahan dan perintah dengan satu langkah sederhana. Seperti mengangkat tangannya ketika Bunda mengatakan 'naik'. Lihat apakah dia akan menjalankan hal-hal yang Bunda minta dan larang. Jika tidak ada respon, segera konsultasikan pada
dokter anak ya!
[Gambas:Video 20detik]
(rap/rap)