Jakarta -
Sebagian orang tua yang ingin anaknya tumbuh sehat dan gemuk, agar terlihat menggemaskan. Bagi orang kebanyakan, tubuh gemuk menjadi tolak ukur anak tumbuh sehat. Namun benarkah pendapat tersebut?
Ternyata, anak yang gemuk mungkin saja menunjukkan bahwa terkena obesitas, Bun. Dilansir dari
Everyday Health, orang tua perlu menyadari bahwa berat badan yang sehat di masa anak-anak lebih dari sekadar masalah estetika.
Studi menunjukkan bahwa obesitas pada anak-anak dan remaja dapat menjadi prediktor tidak hanya berat badannya di kemudian hari, tetapi juga kesehatan secara keseluruhan dan umur panjang.
Head of Medical Kalbe Nutritionals, dr. Muliaman Mansyur mengatakan bahwa seorang anak bisa dikategorikan obesitas jika berat badannya lebih dari batas normal yang ditentukan berdasarkan umur atau tinggi badan.
"Kondisi obesitas disebabkan oleh kelebihan kalori seperti mengonsumsi lemak yang berlebih, karbohidrat yang berlebih, dan protein yang berlebih. Maka kelebihan ketiga nutrisinya inilah yang menyebabkab si kecil menjadi obesitas," ujar dr. Muliaman kepada
HaiBunda, Minggu (17/3/2019).
Selain obesitas, lanjut dr. Muliaman, dampak lain dari kelebihan berat badan pada anak adalah si kecil bisa lebih mudah lelah saat beraktivitas dan sesak napas. Si kecil juga bisa memiliki masalah kulit seperti terdapat lipatan lemak pada paha and ketiak, sehingga menyebabkan gatal dan biang keringat yang tentu akan mengganggu aktivitasnya.
"Dampak jangka pendek lain yang bisa terjadi adalah efek psikologis karena sering diolok-olok gemuk oleh temannya maka dia jadi tidak mau bergaul, pemalu, dan akan punya social behavior problem. Dampak jangka panjang tentulah kalau dibiarkan akan mengakibatkan gangguan penyakit
non communicable disease seperti darah tinggi, diabetes, kolesterol, dan lainnya," sambung dr. Muliaman.
Agar si kecil terhindar dari obesitas, ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan. Misalnya mengajak si kecil melakukan aktivitas fisik secara rutin seperti berjalan kaki mengelilingi komplek. Bisa juga dengan memilihkan ekstrakurikuler yang membutuhkan aktivitas fisik seperti olahraga.
"Biasakan si kecil tidak main gadget dan nonton TV lebih dari 2 jam per hari karena kalau lebih si kecil akan ketagihan dan juga malas bergerak setelah itu. Sehingga makanan yang berlebih tidak menjadi tenaga tapi disimpan jadi lemak sehingga anak jadi gemuk," sambungnya.
Selain itu, bunda juga harus mengatur pola makan dan ngemil si kecil dengan memperhatikan asupan nutrisi. Hindari makanan manis, gorengan, atau makanan berlemak. Batasi juga camilan si kecil dan kurangi memberinya
junk food serta makanan kalengan.
"Orang tua yang sibuk bekerja sering tidak memperhatikan nutrisi yang diberikan untuk si kecil, kadang terlalu banyak gula atau karbohidrat, banyak lemak, sehingga tidak seimbang. Kadang juga anak dibiarkan mengonsumsi snack yang tidak perlu atau
junk food dan makanan kaleng lain sehingga melupakan kualitas nutrisi makanan," kata dr. Muliaman.
Bukan cuma itu, dr. Muliaman juga menyarankan untuk memberi si kecil susu penuh nutrisi yang berkualitas dan seimbang seperti susu Morinaga Platinum. Susu ini mengandung laktoferin untuk melawan infeksi dalam tubuh. Ada juga prebiotik dan probiotik yang berfungsi agar si kecil tidak mudah terserang diare dan sembelit.
Selamat mencoba ya, Bun!
[Gambas:Video 20detik]
(mul/rap)