Jakarta -
Kalau anak-anak bilang, "Aku enggak suka masakan Bunda," atau "Aku benci si A," Bunda akan bereaksi seperti apa? Kebanyakan orang tua tak masalah ketika anak-anak mengatakan hal positif. Tapi, saat anak mengungkapkan
hal negatif, perasaan ini sedih dan kaget enggak sih, Bun.
Hmm, dalam situasi seperti ini, sebenarnya gimana baiknya orang tua bereaksi?
Menurut Ahli Parenting dan Pendidikan Joanna Faber, wajar jika orang tua tidak ingin menerima perasaan negatif yang dimiliki anak. Walaupun, perasaan negatif lumrah dimiliki seseorang termasuk anak.
"Sebagai orang tua memang naluri kita menunjukkan kita tak ingin memberi 'kekuatan' perasaan negatif itu. Kita ingin memperbaikinya atau bahkan menghilangkannya," tutur Faber dalam bukunya
How to Talk So Little Kids Will Listen.Tapi, coba bayangkan deh Bunda. Kita saja sebagai orang dewasa, ketika kesal atau punya perasaan negatif alias enggak mengenakkan, ketika bercerita pada teman atau pasangan dan justru disangkal, pasti sedih ya? Nah, kata Faber, hal ini berlaku juga pada anak.
"Lantas kita harus apa? Mengakui dan menerima perasaan anak. Apabila perasaannya diakui, seseorang akan merasa lega karena dia merasa dimengerti. Sehingga, baik orang dewasa maupun anak bisa merasa lebih baik ketika membagikan perasaannya," lanjut Faber.
Sama halnya ketika berbicara ke anak-anak, Bun. Kata Faber, orang tua seringnya malah mengoreksi ucapan anak, memarahi, menginterogasi, atau malah menceramahi ketika mereka mengekspresikan perasaan negatifnya. Nah, jika ingin anak-anak mau bekerja sama ketimbang melawan, coba terima perasaan mereka.
Jika anak mengatakan sesuatu
negatif, Faber menyarankan orang tua melakukan tiga hal yaitu:
1. Tahan diri untuk langsung membantah anak
2. Pikirkan tentang emosi yang anak rasakan
3. Beri nama emosinya dan masukkan ke dalam kalimat.
 Ilustrasi anak katakan hal negatif /Foto: iStock |
"Misal saat anak bilang benci temannya. Jangan langsung minta anak untuk tak membenci temannya itu. Tapi, akui dulu bahwa anak kesal dengan si teman, lalu telusuri apa sebab dia kesal. Setelah itu, baru coba beri pengertian pada anak, bila perlu ajak mereka diskusi," papar Faber.
Berbicara tentang menanggapi komentar anak, coba untuk tak marah-marah ke anak ya, Bun. George Holden, profesor psikologi dari Southern Methodist University di Dallas, Amerika Serikat, mengatakan tentang dampak buruk orang tua yang marah-marah ke anak.
Menurutnya, ketika Bunda berteriak ke
anak, ada kemungkinan Bunda bakal mengucapkan kata-kata kasar dan tidak pantas. Padahal, kata-kata tersebut tidak hanya menyakiti perasaan anak, namun juga dapat memengaruhi tingkat kepercayaan dirinya
"Meski begitu, memukul atau berteriak bukan cara agar anak mendengarkan orang tua. Ajak ia bicara dengan tenang, ditemani kue coklat atau es krim sehingga perasaannya lebih sabar dan tenang. Baru setelah itu utarakan apa yang ingin Anda sampaikan," ujar Holden dilansir
detikcom.
Untuk meredam emosi saat menghadapi anak yang marah karena dia memiliki perasaan negatif, simak tipsnya
di sini, Bun.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/rdn)