Jakarta -
Memulai suatu hal di luar rutinitas cukup sulit. Seperti
mengajari anak berpuasa, Bun. Sama seperti belajar di sekolah, puasa pun harus dilakukan anak secara berjenjang. Menurut Ustazah Aini Aryani, LC, orang tua juga perlu menjadi contoh bagi anak.
"Cara mengajarkan anak berpuasa pastinya harus dicontohkan oleh orang tuanya. Kalau orang tua enggak ikut puasa pasti anak enggak akan puasa. Kenapa? Karena anak itu peniru ulung. Melihat orang tuanya daripada mendengarkan," kata Aini kepada
HaiBunda.
Yang kedua, kata Aini, sedari dini anak diajari tentang berpuasa. Ajarkan bahwa puasa adalah ibadah kepada Allah.
"Diajarkan, 'Kita kan udah dikasih kenikmatan sama Allah, masa sih kita enggak mau beribadah kepada Allah," ujar Aini.
Ketiga, beri anak motivasi, Bun. Misalnya, anak diberi tahu kalau kakak atau adik puasa nanti sekolah jadi lebih lancar dan mudah melakukan ibadah yang lain, misalnya salat dan bersedekah.
"OrangÂ
puasa yang susah aja kamu bisa, pasti ibadah lainnya seperti salat kamu bisa. Terus ajari anak bersyukur, 'Kakak bisa bicara, lihat gara-gara Allah. Kalau Kakak mau bersyukur caranya bisa lewat beribadah, melakukan kewajiban yang diperintahkan Allah,'" tambah Aini.
Dalam Islam, anak diajarkan mulai beribadah dari usia 7 tahun. Akan tetapi, perlu Bunda ingat, anak enggak boleh dipaksa. Misalnya dia puasa lalu jam 12 sudah lapar, jangan paksa dia meneruskan puasanya. Karena, bila anak dipaksa, dia justru bisa berbohong.
"Kalau enggak ada Bundanya dia minum, kalau ada Bundaanya dia enggak minum. Jadi salah kan? Pahala puasanya enggak dapat, cuma dapat bohongnya doang. Mengajari anak puasa itu harus berjenjang, dari jam 12, 1, 2, 3, sampai Maghrib," tutur Aini.
Terakhir, jangan bikinÂ
puasa menjadi beban yang sangat berat bagi anak, Bun. Jangan sampai anak diancam. Dikhawatirkan, nantinya si kecil malah takut dan jadi pembohong di kemudian hari.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/rdn)