Jakarta -
Di tengah kegagalan
Liverpool meraih gelar juara Premier League, ada momen menarik di Stadion Anfield, Minggu (12/5/2019). Putri pemain Liverpool, Mohamed Salah, Makka, membuat kesedihan para suporter sedikit terobati dengan aksi yang menggemaskan, Bun.
Mengutip
Sports Illustrated, hal ini bermula ketika Salah menerima piala
Golden Boot atas kesuksesannya mencetak 22 gol, yang menjadikannya sebagai
top scorer bersama pemain Liverpool lain, Sadio Mane, serta pemain Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang.
Keluarga para pemain kemudian masuk ke pinggir lapangan untuk ikut merayakan keberhasilan tersebut, termasuk putri kecil Mohamed Salah, Makka.
Dalam sebuah tayangan video yang tersebar di YouTube, bocah berusia empat tahun itu terlihat mengambil bola yang ada di lapangan dan menggiringnya hingga ke depan gawang. Dengan kaki mungilnya, Makka kemudian menendang bola tersebut hingga masuk ke dalam gawang.
Aksi Makka tersebut rupanya mendapat perhatian dari para penonton yang masih duduk di bangku stadion. Sesaat setelah Makka melesakkan bola ke gawang, suara suporter bergemuruh ikut merayakan gol tersebut.
Ini bukan kali pertama Makka berhasil mencuri perhatian para suporter Liverpool. Sebelumnya, Makka juga pernah menggiring bola di lapangan usai pertandingan Liverpool melawan Brighton & Hove Albion.
Rupanya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya ya, Bunda. Sepertinya Makka kecil memiliki ketertarikan yang sama dengan sepakbola seperti sang ayah, Mohamed Salah. Namun memang tak semua anak akan mewarisi
kepintaran dan keterampilan dari orang tuanya, seperti putri Mohamed Salah ya, Bunda.
Mohamed Salah dan putrinya, Makka. (Foto: Instagram @mosalah) |
"Ada yang bilang kalau orang tuanya pintar, anaknya juga pintar. Padahal belum tentu demikian," ujar dr Herbowo AF Soetomenggolo, Sp.A(K), dalam Prenagen Pregnancy Educational Center di Dyandra Convention Center Surabaya, beberapa waktu lalu.
Studi jangka panjang memang menyebut penentu IQ anak terletak pada IQ ibunya. Namun Bowo, demikian sapaan akrabnya, mengatakan hanya 40 persen kepintaran anak yang ditentukan oleh tingkat kepintaran orang tua.
"60 persennya faktor di luar, seperti nutrisi, lingkungan, penyakit. Jadi kalau ibunya cerdas tapi anaknya sakit-sakitan terus ya enggak bisa pintar," ungkapnya.
Selain itu, ia meyakinkan bahwa 80 persen potensi anak masih dapat diintervensi. Salah satu alasannya adalah karena proses pembentukan saraf anak, terutama pada otaknya, akan terus berlangsung, bahkan hingga si anak beranjak dewasa.
Dijelaskan Bowo, sel saraf itu terdiri atas tiga komponen utama yakni myelin, sinaps dan neurotransmitter. Mylen adalah selubung dari sel saraf; kemudian sinaps merupakan proses bertautannya satu sel saraf dengan lainnya. Sedangkan neurotransmitter adalah zat yang dikirimkan antar sel saraf agar bisa 'nyambung' dan otaknya berfungsi maksimal.
(som/rap)