Jakarta -
Orang tua mana yang ingin anaknya
sakit, Bun. Apalagi sakitnya si
anak karena keteledoran orang lain.
Hal inilah yang dialami seorang anak bernama Zefano Ryuzaki atau sering dipanggil Ryu. Saat usianya 6 bulan, Ryu harus mengalami luka dan eksim kulit di bagian pipinya akibat dipegang banyak orang.
Kisah ini dibagikan sang ayah melalui akun
Instagram miliknya, @PapeeRyuZio. Cerita bermula saat Ryu berusia sekitar 6 bulan diajak kedua orang tuanya ke pesta pernikahan.
Penampilan Ryu yang lucu dan menggemaskan, membuat banyak tamu undangan memegang bahkan mencubit pipinya. Sang ayah sempat khawatir dengan kesehatan sang anak, karena tangan para tamu bisa saja jadi sumber kuman dan bakteri.
Wajar jika ayah Ryu dan istrinya khawatir, Bun. Pasalnya, kedua orang tua Ryu adalah tipe yang selalu mementingkan kebersihan terutama untuk putranya.
Selama tiga jam pesta pernikahan, ayah Ryu merasa segan untuk menegur orang-orang yang menyentuh anaknya. Terlebih, mereka adalah keluarga besarnya yang sudah lama tidak bertemu Ryu.
Sepulang dari pesta, Ryu menangis dan pipinya mulai kemerahan, Bun. Tidak hanya itu, Ryu juga merasa seperti gatal.
"Kita
pakein lotion buat pipinya Ryu. Setelah beberapa hari, Ryu tetap gatal gitu pipinya. Tiap digendong, dia gesek-gesek terus ke baju, kain, dan bib-nya," tulis sang ayah.
Lama-kelamaan muncul luka berdarah dan berair di pipi Ryu. Semakin sang anak coba gesek, semakin terasa perih dan Ryu pun tidak berhenti
menangis.
Setelah diperiksa oleh dokter spesialis kulit, Ryu ternyata terkena dermatitis atopik atau
eczema. Selama beberapa minggu menjalani pengobatan, barulah kondisi Ryu membaik.
Dalam postingannya, ayah Ryu ingin meningkatkan semua orang untuk lebih berhati-hati dan tidak sembarangan menyentuh bayi. Apalagi, kulit bayi masih sensitif, Bun.
Menurut dokter anak dari Amerika, Patrice M. Hyde, MD, dermatitis atopik adalah kondisi sensitif pada kulit. Alergi bisa menjadi salah satu penyebabnya.
"Bila dermatitis atopik bukan disebabkan alergi, maka faktor lingkungan seperti panas dan stres bisa jadi pemicunya," kata Hyde, dilansir
Kids Health.
Biasanya, gejala dan tandanya akan muncul beberapa bulan sejak anak lahir. Namun, tanda kemerahan akan hilang sebelum anak berusia lima tahun.
Menurut American Academy of Dermatology, 1 dari 5 anak berisiko terkena dermatitis atopik. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan berasal dari faktor keturunan, sistem imun yang rendah, dan pada umumnya lebih sering terjadi di daerah perkotaan dengan iklim kelembapan yang rendah.
"Dermatitis
atopik dapat ditangani dengan cara mengidentifikasi pemicu dan menghindarinya serta menerapkan
perawatan kulit yang tepat," papar Mohamad Nurhadi, Brand Manager Mustela Indonesia.
(ank/rdn)