Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pelajaran dari Kasus Balita di India yang Meninggal Akibat Tersetrum Charger

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 27 May 2019 08:56 WIB

Akibat tidak dicabut dari setop kontak, balita ini meninggal karena tersetrum charger handphone.
Foto: iStock
Jakarta - Nasib malang menimpa seorang balita di Jahangirabad, India. Balita tersebut meninggal karena tersetrum akibat memasukkan ujung kabel charger handphone ke mulutnya.

Dikutip dari detikcom, kejadian itu bermula saat sang ibu, Razia mengisi baterai handphonenya. Setalah baterai penuh, Razia melepas ujung charger dari handphone, namun tidak melepas charger dari setop kontak.


Ujung kabel tersebut pun terlihat oleh sang anak yang kemudian dia masukkan ke mulutnya. Ternyata, charger itu masih dialiri listrik, yang langsung membuat si balita tersetrum.

Setelah kejadian, sang balita langsung dibawa ke rumah sakit. Naasnya, dia tewas saat sampai di rumah sakit.

Kejadian ini bisa dikatakan bentuk dari kurangnya pengawasan orang tua terhadap si kecil, Bun. Seorang Balita biasanya memang suka memasukkan apa saja ke dalam mulutnya, itu sebabnya orang tua mesti sangat menjaga dan hati-hati terhadapnya.

Pelajaran dari Kasus Balita di India yang Meninggal Akibat Tersetrum ChargerIlustrasi anak masukkan mainan ke mulut, Foto: iStock

Suka memasukkan sesuatu ke mulut ini, dikhawatirkan menjadi hobi jika terus berkepanjangan. Nah, ketika anak berusia lima tahun masih suka melakukan hal tersebut, artinya ada sesuatu yang mesti Bunda lakukan.

Dijelaskan psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development and Learning Centre, Ratih Zulhaqqi jika tangan anak tak bisa diam, misalnya suka mengelupas bibir, menggigit jari, bahkan memasukkan benda ke mulut padahal sudah berumur 5 tahun, ada hal yang perlu diperhatikan. Karena hal ini berkaitan dengan mouthing behavior.

"Yaitu memasukkan semuanya (benda) ke mulut atau fingering. Kenapa sampai usia 5 tahun anak masih suka gigit kuku misalnya? Pertama proses mouthing behavior-nya nggak berjalan mulus, atau anak cemas tinggi dan dia cari kenyamanan," tutur Ratih.


Selain itu, Ratih menyarankan orang tua untuk tidak terlalu sering mengatakan kata 'jangan' pada anak. Orang tua bisa mengganti tutur katanya dengan ucapan yang lebih positif untuk menstimulasi anak.

"Kita bisa katakan, 'Tangan kamu itu kotor, kalau pegang mulut nanti kena kuman'. Jadi kalau pegang mulut nanti kena kuman. Jadi kita beri penjelasan, tidak berhenti di jangan. Kadang orang tua cuma bilang jangan masukan ke mulut, anak jadi bingung kenapa. Anak usia 1 tahun udah bisa kok dibilangin, dia ngerti cuma nggak bisa ngomong aja," tutur Ratih.

[Gambas:Video Haibunda]



(yun/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda