
parenting
Saran KPAI Soal Konten Dewasa di Kartun Seperti My Little Pony
HaiBunda
Jumat, 14 Jun 2019 17:00 WIB

Karakter di kartun My Little Pony sangat disukai oleh anak-anak, khususnya anak perempuan. Rambut dan badan kuda poni yang berwarna-warni menjadi salah satu faktornya. Baru-baru ini, My Little Pony merilis karakter pasangan sesama jenis, Aunt Holiday dan Auntie Lofty.
Karakter tersebut akan muncul di season terakhir, My Little Pony: Friendship Is Magic. Sang penulis dan produser, Michael Vogel angkat bicara soal hal itu. Dikutip dari Buzzfeed News, Vogel menyebutkan, My Little Pony adalah kartun tentang persahabatan dan menerima semua makhluk dalam segala kondisi. Jadi, menurut Vogel, memunculkan karakter itu penting dilakukan.
Hal ini pun menimbulkan protes dari orang tua. Selain My Little Pony, sebelumnya karakter pasangan sesama jenis muncul di kartun Arthur. Salah satu orang tua di Twitter misalnya mengatakan akan memboikot kartun tersebut. "Boikot Pixar, PBS Kids, dan apapun channel televisi yang menyiarkan My Little Pony. Saya bukan homofobik, tapi jangan paksakan itu pada anak-anak saya." Ada juga yang bilan, "Serial kartun anak yang polos sudah berakhir dengan munculnya karakter tersebut."
Soal ini, HaiBunda menghubungi Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti. Menurut Retno, tayangan kartun memang jarang disadari kalau sebenarnya ada yang memuat konten dewasa. Kemasannya saja kartun sebenarnya isinya untuk orang dewasa, Bun.
![]() |
Retno pun bercerita pernah mendapat laporan, salah satu maskapai pesawat Indonesia khusus untuk penerbangan luar negeri sempat lengah dengan konten kartun yang ada di TV pesawat.
"Pernah ada laporan, seorang ibu saat penerbangan ke luar negeri tak sengaja nonton kartun bersama anaknya, ternyata ada unsur pornografi. Nah, kami (KPAI) menyarankan maskapai tersebut untuk memasukkan semua filmnya ke Lembaga Sensor Film," kata Retno.
Untuk itu Retno mengimbau agar orang tua yang harus aktif melindungi anak dari konten dewasa di kartun. Hal ini karena anak adalah peniru ulung, ia akan meniru apa yang dilihat. Retno pun membagikan tips berkaitan hal tersebut.
"Pertama, orang tua perlu lapor ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) jika memang ada konten dewasa di kartun. Kedua, bagi ortu bekerja jangan lupa untuk mengedukasi asisten rumah tangga, mereka kadang asyik dengan gadget jadi abai dengan hal tersebut. Lagi pula kartun seperti My Little Pony kan berseri dan kita enggak selalu bisa mendampingi anak nonton," tutur Retno.
Lalu, yang ketiga, jika anak sudah menunjukkan perilaku tidak wajar, sebaiknya dikomunikasikan dengan baik. Jangan sampai dimarahi, Bun, anak akan takut.
"Jangan langsung dimarahi, anak akan takut akhirnya tidak terbuka dengan apa yang ia ingin lakukan dan katakan. Komunikasikan dengan baik, jika memang itu salah, larang dengan baik-baik. Apalagi balita dan anak-anak TK, mereka belum tahu apa-apa, kenapa itu bisa dilarang," ujar Retno.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Tak Hanya Si Kembar, Ini Karakter Lain di Serial Kartun Upin & Ipin

Parenting
Tubuh Doraemon Dulu Berwarna Kuning seperti Kucing Biasa, Kenapa Berubah Biru?

Parenting
Konten 'Aku Bukan Homo' di YouTube Kids Bikin Resah, Ini Respons Kominfo

Parenting
5 Fakta Stand By Me Doraemon 2 yang Lagi Tayang di Indonesia
Parenting
Hai Bunda, Ajak Si Kecil Ketemu We Bare Bears Yuk

Parenting
6 Manfaat Nonton Film Kartun seperti 'Toy Story 4' untuk Anak
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda